Sekitar setahun kebelakang sudah pernah kami tampilkan ritual pesugihan kontrak umur versi keramat Kraton Gunung Mayit
Eyang Ki Jaga Sakti yang cukup menegangkan dan mendebarkan, selain
tempat ritualnya itu mengerikan medannya pun sangat sulit untuk ditempuh
harus melalui titian anak tangga yang berjumlah 360 buah dan untuk
mencapai lokasi tempat keramat tersebut baiknya pelaku mesti harus
memegang akar- akar pohon yang merambat kebawah dan jika terlepas
ataupun terpeleset berarti nyawalah sebagai tebusannya.
Tak kalah menarik dengan ritual di keramat Gunung Paseban baik dari tata cara maupun perjanjian sangatlah jauh berbeda.
Sebaiknya kita selaku makhluk tuhan yang paling sempurna mesti
menjauhi acara- acara ritual seperti itu dianggapnya musyrik namun jika
dalam keadaan yang sudah sangat terjapit biasanya manusia suka nekad
tapi hendaknya mesti diperhitungkan terlebih dahulu untuk kedepannya
sebab ritualnya selain di puncak bukit jauh pula dengan rumah- rumah
penduduk serta melewati beberapa kilometer hutan belantara sangatlah
berbahaya jika lari sudah pasti akan masuk jurang nyawa sebagai
taruhannya.
Untuk menjaga agar tidak terjadi seperti itu mesti dibarengi oleh
orang yang lebih berpengalaman khususnya orang pintar agar prosesi itu
cepat selesai.
Dari sekian banyak tempat- tempat keramat yang sering dipakai untuk
mengais rezeki dengan jalur instant kebanyakan para pelaku ritual sangat
menggandrungi jalur pernikahan dengan peri cantik dan jalur pesugihan jual musuh, namun mereka ini kurang memahami tentang tata cara ritual tersebut yang akhirnya banyak mendapat kegagalan
Di Gunung Paseban yang masih sangat jarang dilakoni
oleh pelaku ritual adalah ritual jatah umur dengan taruhan nyawa si
pelaku itu sendiri sebagai jaminannya ada yang gagal ada pula yang
sukses seperti apa tata cara ritual tersebut silahkan simak terus
kisahnya dibawah ini
Sebelum ritual itu dilakasanakan pertama kali yang mesti ditemui
adalah sang juru kunci yang menjembatani antara keinginan manusia dengan
alam kasat mata lalu minta Bantu pada Salah satu Sesepuh yang benar-
benar siap membantu ritual itu berlangsung hingga selesai sebab tugas
juru kunci hanya sebagai perantara saja lantas untuk ritual selanjutnya
dijalani oleh si pelaku itu sendiri sementara juru kunci meninggalkan si
pelaku itu sendirian berada dikeramat.
Untuk ritual selanjutnya barulah tugas sesepuh itu sendiri yang
mendampingi si pelaku agar keberaniannya makin bertambah serta
keyakinananya penuh.
Selain menemani pelaku, tugas sesepuh ini cukup berat jika dibanding
dengan juru kunci sebab segala sesuatunya bisa di deteksi oleh sesepuh
mulai pemanggilan makhluk ghaib hingga transaksi itu selesai namun itu
pun dalam batas- batas jarak tertentu
Yang perlu diperhatikan oleh si pelaku itu sendiri jika memakai jasa
sesepuh mesti diperhatikan pula kebutuhannya dengan kata lain membayar
jasa atas pekerjaaannya itu selama diperlukan oleh pelaku sebab mereka
pun sama perlu biaya untuk menafkahi sanak dan istrinya dirumah selama
berada di keramat untuk membantu acara ritual tesebut berlangsung.
Ritual pesugihan Jatah Umur tidak memakan wadal orang lain melainkan
dirinya sendiri yang jadi tumbal taruhannya dan ini sudah dilakukan oleh
puluhan orang pelaku hasilnya ada yang sukses adapula yang mendapat
kegagalan.
Sukses dan gagal itu tergantung kesepakatan Eyang Durgala Pati
sebagai tampuk kekuasaan Raja Dedemit dikeramat tersebut dan selalu
memberi kepastian pada si pelaku itu sendiri jika sudah betul- betul
nekad.
Seperti apa kepastian itu ….? Ya … jika perjanjian itu sudah disepakati bersama berarti tinggal menikmati hasilnya
Biasanya ritual dikeramat ini tidak ada godaan yang membuat takut
bagi para pelaku ritual itu sendiri sebab keputusan itu baik melalui
komunikasi langsung ataupun lewat suara tanpa wujud datangnya entah
siang entah pula malam hari seperti yang dialami oleh para pelaku –
pelaku lainya
Faktor kegagalan itu adanya pada diri kita sendiri yakni tidak
sanggup bernegosiasi dengan si pemberi kekayaan itu sendiri lantaran
takut.
Eyang Durgala Pati bisa diajak kolaborasi dengan catatan mesti ada
wadalnya sebagai imbalan kekayaan tersebut. Caranya bagaimana ….? Si
pelaku itu sendiri bisa mengatakan langsung padanya tentang umurnya yang
dia jaminkan itu sebagai pengikutnya kelak dikemudian hari, nah
disinilah kepintaran dan keberanian si pelaku itu sendiri untuk
bernegosiasi jika kita merasa keberatan dengan perjanjian yang sudah
diberikan oleh Eyang Durgala Pati hendaknya di utarakan langsung untuk
memberikan solusinya contohnya dengan memberikan sapi, atau kambing
pokoknya hewan berkaki empat sebagai penganti si pelaku itu sendiri
yang dijadikan tumbalnya sebelum nyawa si pelaku itu sendiri akan
diambil oleh kerajaan ghaib Eyang Durgala Pati.
Ritual ditempat keramat seperti ini mesti dengan orang yang lebih
tahu dan faham tentang tata caranya jangan asal-asalan contohnya seperti
Abah Yaya sudah banyak membantu pasien untuk melakukan ritual di
keramat.
Siapa sebenarnya sosok abah yaya ini, dia seorang sesepuh yang sering
menemani pelaku ketika ritual itu berlangsung hingga selesai mungkin 1-
3 hari dia selalu setia menemani pasien, sesepuh ini tidak pernah
meninggalkan pelaku sendirian yang jadi persoalannya adalah tempat
lokasi keramat Gunung Paseban ini sangat jauh sekali dari rumah juru
kunci dan berada di puncak bukit.
Sementara tugas juru kunci hanya mengantarkan pelaku untuk
melaksanakan ritual dan setelah menitipkan pada penghuni keramat dengan
melalui Ijab Qhobul setelah selesai pasti juru kunci itu pulang, yang
dikhawatirkan jika ada sesuatu yang meninpa pada pasien itu sendiri
bagaimana….? Disinilah tugas abah yaya yang selalu menemani dan membantu
pasien itu ngelakoni ritual berlangsung.
Jadi harus dijaga keselamatannya pada pasien itu sendiri makanya kami
selaku penulis selalu minta jasanya sesepuh tersebut jika ada seseorang
yang hendak melakukan ritual ghaib seperti ini.
Tugas abah yaya bukan sebagai juru kunci melainkan sebagai sesepuh
yang mendampingi si pelaku juga membantu serta mendorong agar si makhluk
ghaib itu cepat muncul dan sekaligus menemani si pelaku agar tidak
lari, sangatlah berbahaya sekali jika tidak ditemani yang ditakutkan tak
lain adalah aura mistis yang sangat kental sehingga bisa membuat si
pelaku itu sendiri bisa tersedot atau tertarik ke alam ghaib.
Dilokasi keramat itu terdapat jurang yang sangat dalam yang
ditakutkan jika si pelaku kaget atau takut terus lari dan terjerembab ke
dalam jurang itu sudah pasti mati
Jurang yang sangat dalam itu ternyata dipakai untuk ritual pembuangan
hewan yang sudah disembelih untuk ditumbalkan pada makhuk halus
penghuni keramat Gunung Paseban lalu dibuang ke jurang tersebut.
Konon menurut cerita juru kunci bangkai hewan itu yang sudah dibuang
esoknya suka menghilang entah siapa yang mengambilnya yang tersisa Cuma
tinggal tulang belulang saja.
Sudah beberapa pelaku yang membuktikan ritual dikeramat ini salah
satunya sebut saja namanya haryati dari kabupaten garut jawabarat,
ketika berada dikeramat haryati memang sangat khusuk sekali lantaran
niatnya betul- betul ingin kaya raya hidupnya sudah sekian lama selalu
menderita dengan kesusahan dan kesengsaraan yang tiada akhir makanya dia
nekad berada di keramat ini
Semenjak ditinggal pergi oleh suaminya haryati jadi tulang punggung
keluarganya untuk menafkahi kedua orang tuanya serta kakak dan adik-
adiknya akhirnya dia nekad melakoni ritual pesugihan, yang penting
kehidupan kedepannya tidak susah seperti sekarang ini. Dengan berbekal
keberanian akhirnya haryati pun ngelakoni ritual nekad itu dengan
harapan bisa sukses seperti orang lainnya
Dimalam pertama ritual haryati memang sudah mendengar bisikan ghaib
dan sudah diperlihatkan kejadian- kejadian yang musyikil dimana ketika
dirinya sedang ritual tiba- tiba suasana jadi berubah dia melihat sebuah
tumpukan kardus serta beberapa guci perhiasan yang terbungkus dalam
kantong plastik namun penglihatannya itu cuma sebentar saja lalu
menghilang lagi
Esoknya
haryati masih bertahan berada dikeramat hatinya merasa belum puas
lantaran niatnya ingin berkomunikasi langsung dengan Eyang Ki Durgala
Pati tidak terlaksana. Dihari kedua pun dia cuma melihat kejadian yang
sama yakni penampakan sebuah kardus yang sudah berubah menjadi dus
besar, haryati bertambah kuat keinginannya untuk bertemu dengan penguasa
tempat keramat tersebut yakni Eyang Ki Durgala Pati. Hingga pagi hari
pun tiba dia tidak pernah bertemu langsung dengan Makhluk Dedemit
tersebut
Ke esokan siangnya secara tidak sengaja haryati rebahan di sebuah
cungkup yang berada di sekitar tempat itu hingga dirinya tertidur pulas
namun ketika dirinya terjaga tiba- tiba sekeliling cungkup itu jadi
gelap gulita serta dipenuhi dengan kabut. Tiba- tiba dari sudut ruangan
tampak samar- samar bayangan hitam namun wajahnya tidak jelas yang
terlihat hanyalah janggutnya saja yang sudah memutih.
Bibir haryati kaku tidak bisa berkata apa- apa gugup dan takut bercampur jadi satu
“ Haryati…. Kardus itu bakal jadi milikmu tapi ingat umurmu cuma sebentar apa kau sanggup ….? Pinta Eyang Ki Durgala Pati .”
“ Sa… sa….sa.. sangup Eyang ….! Jawabnya singkat.”
“ Sekarang kau Pulang haryati, kau tunggu saja dirumah nanti
pengawalku akan mengantar permintaanmu mengerti ! ucapnya dengan tegas.”
“ Ba…. Ba …. Ba… baik Eyang.”
Ternyata haryati tidak banyak bicara lantaran rasa takut dan kagetnya
itu yang membuat bibirnya jadi kelu ! masih dalam keadaan kaget yang
luar biasa dia menyaksikan secara perlahan kabut itu menipis lalu hilang
seketika.
Siang itu juga haryati pulang meninggalkan tempat keramat lantaran
ritualnya sudah selesai serta merasa puas atas ucapan Eyang Ki Durgala
Pati.
Setelah sampai rumahnya,malam harinya haryati pun ritual kembali
dikamar pribadinya ternyata benar ucapan Eyang Durgala Pati itu
terbukti, dimana tiba- tiba di depan rumahnya muncul sebuah mobil
berwarna merah penumpngnya langsung keluar dan menurunkan isi muatanya.
Haryati langsung keluar dari kamarnya dia merasa kaget dan mustahil di
depan rumahnya tiba- tiba mendengar suara deru mobil lantaran untuk
melaju ke pondoknya sangat tidak mungkin sekali sebab tidak ada jalan
masuk !.
Begitu pintu dibuka tamu tak diundang itu langsung menyerahkan sebuah
dus berukuran besar katanya kalau kiriman itu adalah titipan dari
Eyang Prabu Ki durgala Pati dia pun merasa kaget sebab dus besar itu
pernah dia lihat ketika berada dikeramat.
Wajah si pengantar kiriman itu semuanya agak aneh tubuhnya dipenuhi
dengan bulu tak pikir panjang dia pun langsung menerima kiriman tersebut
lalu dipindahkan ke kamar pribadinya, anehnya tak seorangpun
keluarganya yang tahu atas kedatangan makhluk ghaib tersebut mungkin
karena pengaruh ilmu sirep yang akibatnya semua penghuni rumah haryati
pada tertidur pulas, ritual itu pun dilanjutkan kembali.
Hari menjelang pagi sekitar pukul 02.00 tiba- tiba Eyang durgala Pati Muncul dihadapannya seraya berkata “ silahkan kau pakai kiriman dari Eyang haryati ….”
Hanya itu saja yang di ucakannya sebab makhluk ghaib tersebut segera menghilang dari penglihatanya
Dengan penuh rasa berdebar tiba- tiba kardus itu dibuka, disamping
ujungnya saja lalu dilipat lagi, apa yang dilihatnya …? Ternyata benar
gepokan uang yang banyak sekali hatinya berbunga- bunga setelah mendapat
uang hasil ritual di keramat Gunung Paseban itu. Siang itu uang
kirimannya diambil satu gepok lalu dipergunakan untuk keperluan rumah
tangganya sisanya dipakai untuk membayar utang –piutangnya lantaran
selama ini haryati hidup menumpang pada kedua orang tuanya, niatnya sih
baik ingin membahagiakan sanak keluarganya.
Sepulang dari belanja tiba-tiba kepalanya pusing, langsung meminum
obat sambil bersandar dikursi tak terasa dia pun tertidur mungkin karena
kecapean setelah belanja hampir seharian dikota.
Haryati tergaja setelah satu jam lamanya beristirahat dikursi seraya
langsung pergi kebelakang maksudnya hendak cuci muka namun tiba- tiba
dia terjatuh di wc.
Sudah beberapa hari dia terbaring lemas di rumah sakit sebelum
menginjak satu bulan lamanya akhirnya haryati pun meninggal dunia.
Dari pihak rumah sakit pun mengatakan kalau haryati terlalu kecapean tidak ada penyebab lain yang ia derita penyakit selama ini
Yang jadi pertanyaan bagaimana sisa uang yang masih tersisa cukup
banyak itu setelah pemiliknya mati apakah masih ada atau ditarik kembali
oleh Raja Dedemit Ki Durgala Pati ? lantaran perjanjian sudah
disepakati kalau uang itu milik haryati jadi tidak mungkin uang akan
raib begitu saja. Yang jelas uang milik haryati di pergunakan oleh sanak
saudaranya dan itu terlihat dari seluruh keluarganya yang hidup dalam
kemewahan
Jadi dalam kisah nyata ini menjelaskan bahwa haryati berani ngelakoni
ritual seperti itu lantaran sangat terhimpitnya ekonomi. Setelah dia
sukses ternyata uang kirimanya itu dipergunakan oleh sanak familinya
sendiri sementara dia sendiri mati lantaran perjajian.
Dari kejadian tersebut diatas itu akibat kelalaian haryati sendiri
ketika berhadapan langsung dengan Eyang Durgala Pati sewaktu ngelakoni
ritual dikeramat Gunung Paseban dimana dirinya tidak sanggup berkata-
kata lantaran saking takut dan kaget yang secara tiba- tiba saja antara
sadar dan tidak muncul penampakan Eyang Ki Durgala Pati lantaran dirinya
memaksa ingin bertemu langsung dengannya pada siang hari di dalam
cungkup, jika haryati tidak gugup dan berani mengatakan keberatannya
pada Eyang Durgala Pati agar tumbal nyawa dirinya itu bisa diganti
dengan hewan berkaki empat mungkin sampai sekarang dia masih hidup.
Jika pelaku hendak ngelakoni ritual seperti ini hendaknya segala
sesuatu mesti di fikirkan terlebih dahulu, siapkan mentalnya dan jika
sudah mantab baru bisa dilaksanakan ritualnya mesti yakin atas lelakunya
sendiri.
Itulah sekelumit kisah nyata tentang ritual Jatah Umur versi Eyang
Durgala Pati Gunung Paseban seluruh nama yang tercantum pada kisah ini
sudah kami samarkan sekian dan terima kasih.