Sabtu, 23 Juni 2012
Wifik Penyembuh Beragam Penyakit ( Oleh: Surya Puja Nagara)
Akhirnya, Hasan pun menemukan kitab lusuh yang sudah berbilang waktu dicarinya. Di dalam kitab itu tertulis kata dalam huruf Arab-Melayu; … sebelumnya, ambil wudhu dan kenakan pakaian yang bersih. Kemudian, dirikanlah shalat Hajat 2 rakaat, lalu, tuliskan ayat-ayat tersebut di bawah ini dengan menggunakan jafaron emas di atas cawan putih, dan tuangkan air putih secukupnya.
Setelah tulisan larut, minum dan basuhkan ke seluruh tubuh. Lakukan selama tiga hari berturut-turut, Insya Allah mustajab.
Hari pertama; Bismillahi r-rahamnir-rahim dzalika takhfifun min Rabbikum wa rahmatun.
Hari kedua : ar-Rahmanu, dzalika takhfifun min Rabbikum wa rahmatun wa khaliqa l-insanu dla’ifan.
Hari ketiga: ar-Rahim, al-ana khaffafallahu.
Dan benar,
setelah hal tersebut dilakukan dengan kesungguhan dan rasa ikhlas, maka, penyakit aneh yang sudah hampir setahun ini diidap Hasan langsung sembuh karena Allah. Sekali ini Misteri akan menurunkan kisah menarik yang dialami oleh salah seorang sahabat yang mukim di salah satu kota di Sumatera Barat Hasan, 32 tahun, sebut saja begitu. Pada masa kuliah di salah satu PTS di Jakarta, Hasan yang berkulit hitam dan bertubuh atletis itu adalah seorang Tim Basket yang banyak digila-gilai para gadis. Betapa tidak, selain ramah dan suka menolong, Hasan juga tergolong mahasiswa terpandai di kampus kami. Praktis, tiap tahun ia selalu berhasil menggondol beragam hadiah. Seusai wisuda tujuh tahun lalu, Hasan sengaja kembali ke kampung halamannya, salah satu kota di bilangan Sumatera Barat
untuk menjadi guru matematika.
“Aku akan mengabdikan tenaga dan pikiran untuk kampung halamanku. Dengan cara itulah
aku bisa membahagiakan ayah dan bunda yang selama ini membiayaiku dengan susah
payah”, katanya ketika kami, lima sahabat, selesai wisuda.
Kami berempat hanya bisa bersalaman sambil saling mendoakan.
Waktu terus bergulir. Baru-baru ini, mendadak Misteri dan beberapa kawan lainnya mendapatkan kabar yang kurang menggembirakan dari Yanti, istri Hasan.
Berita lewat sms itu teramat singkat dan mengejutkan; “Mohon doa kakak
semua buat Uda Hasan, semoga ia kuat menghadapi cobaan ini”.
Tanpa berlama-lama, Misteri langsung menelepon. Ternyata, sudah hampir setahun
Hasan mengidap penyakit aneh. Betapa tidak, tiga rumah sakit besar serta sederet paranormal tak ada yang bisa mendiagnosa penyakitnya dengan tepat. Yang dirasakan Hasan adalah badannya selalu lemas, mual dan kadang muntah serta tiap menjelang malam badannya pasti terserang demam tinggi.
Bahkan, tubuhnya yang semula atletis kini hanya tinggal tulang berbalut kulit tak hanya itu, kulitnya yang hitam legam dan berminyak, kini mulai keriput dan kering. Penderitaan Hasan pun makin lengkap, ia juga terserang oleh batuk kering yang berkepanjangan.
Menurut diagnosa dari beberapa dokter, ia terserang oleh kanker getah bening.
Sementara, sederet paranormal yang didatangi menyatakan ia terkena santet yang demikian ganas bahkan ada pula yang menyatakan betapa ada jin perempuan yang mendambakan balasan cinta darinya.
Sudah barang tentu, diagnosa dari dokter ditambah dengan keterangan dari beberapa paranormal yang didatangi membuat Hasan menjadi bingung pasalnya, ia sama sekali tidak merasa memiliki musuh apalagi menyakiti perasaan orang lain.
Ya … kita berempat benar-benar tahu, semasa kuliah, Hasan tergolong anak yang santun dan langsung meminta maaf bila ia merasa melakukan kesalahan. Inilah beda Hasan dengan kami!
Setelah mendapatkan keterangan yang lumayan lengkap, Misteri langsung menghubungi ketiga sahabat yang lain.
Ardi di Bekasi, Yana di Cirebon dan Hari di Lampung.
Kami sepakat, di minggu pertama bulan depan, seiring dengan adanya libur di hari Kamis dan Jumat, semua akan langsung berangkat untuk menyambangi Hasan.
“Kita bertemu di rumah Hasan”, demikian keputusan Yana.
Waktu terasa berjalan begitu lambat. Pada hari yang telah ditentukan, Misteri pun
berangkat dengan pesawat pertama. Menjelang Dzuhur, Misteri telah sampai di
rumah Hasan.
Ternyata, semua telah berkumpul. Anehnya, Hasan yang dinyatakan sakit, malah menyambut Misteri dengan tertawa.
Sekilas Misteri melihat tubuhnya yang kurus kering tetapi, keceriaannya tetap tak pernah berubah. Sama seperti dulu saat kita masih bersama-sama menimba ilmu dan baru mendapatkan kiriman dari keluarga masing-masing.
Ketika Misteri bersitatap dengan Yana, Ardi dan Hari, ketiganya hanya mengangkat bahu tanda tak mengerti. Ternyata, mereka juga baru saja tiba dan Hasan pun belum sempat bercerita. Hasan bahkan mulai sibuk menyambut tetua kampung dan para tetangga yang datang. Ya … hari itu, keluarga Hasan sengaja menggelar acara syukuran atas kesembuhannya.
***
Malamnya, Hasan pun mulai bercerita. Waktu itu, sehabis melatih Basket di sekolah, mendadak ia merasakan pusing yang teramat sangat. Tubuhnya pun langsung demam tinggi, bahkan sempat
menceracau! Melihat keadaannya, Yanti, sang istri yang baru dinikahinya tiga bulan lalu, langsung membawanya ke dokter terdekat. Dokter pun langsung memberikan rujukan agar Hasan segera dirawat di rumah sakit. Di rumah sakit, dokter pun mulai melakukan diagnosa tetapi apa daya, walau telah melakukan pemeriksaan yang demikian intensif, tetapi, tak seorang pun dokter berhasil menemukan penyakit yang diidap oleh Hasan. Begitu juga halnya dua rumah
sakit lain yang didatangi oleh Hasan.
Karena tak mendapatkan jawaban yang memuaskan atas penyakitnya, atas saran beberapa tetua kampung, Hasan pun mulai mencoba pengobatan alternatif. Hasilnya pun sama. Malahan Hasan jadi bertambah bingung dengan keterangan mereka yang satu sama lain berbeda.
Beruntung, ayah, bunda dan Yanti selalu memberikan semangat. Akhirnya, pada bulan yang keempat, Hasan pun semakin tekun mendekatkan diri dan berserah kepada-Nya. Sepulang mengajar, jika ia tidak sedang merasa sakit, selalu diisi dengan shalat sunah, mengaji dan shalat wajib tentunya. Bahkan, menginjak bulan kelima Hasan mulai menjalankan puasa sunah Nabi
Daud AS.
Keanehan pun mulai terjadi. Seminggu sejak ia menjalankan puasa sunah, tiap
menjelang senja, terdengar geraman harimau di kebun yang terletak di belakang rumahnya. Mulanya Hasan mengacuhkan saja.Tetapi, karena seisi rumah mendengar geraman tersebut, Hasan pun jadi penasaran.
Pada suatu ketika, bertepatan dengan malam Jumat, Hasan nekat ke luar rumah seusai mendirikan shalat Maghrib. Dengan batere di tangan, ia mencoba mencari sumber dari suara itu. Dan benar, di rimbunan semak di bawah batang pohon durian yang sedang berbuah lebat, Hasan
melihat ada sepasang mata berkilau kehijauan.
Hasan tergugu. Kakinya bak menghujam tanah. Ia tak mampu lagi menggerakkan tubuhnya ketika inyiak (panggilan halus untuk harimau-red) mendekatinya. Ia hanya bisa bertasbih di dalam hati ….
Harimau itu mendekat seolah berkatakata; “Carilah kitab peninggalan datukmu. Insya Allah, penyakitmu akan segera sembuh!”
Dan karena Allah SWT, setelah apa yang tertulis di dalam kitab lusuh itu dijalankan
dengan kesungguhan dan ikhlas, Hasan pun kembali sehat seperti semula. Dan dua hari
kemudian, dengan wajah sumringah, Hasan dan keluarganya melepaskan kepergian kami yang akan kembali ke kota masing-masing sampai di Bandara Tabing.
Loading