Beragam
cara dilakukan banyak orang untuk menjadi kaya. Sebagian memilih jalan
normal dengan bekerja lebih giat dan berusaha lebih keras, sementara
sebagian lain memilih mencoba mencari jalan pintas meskipun tampak tidak
masuk akal. Banyak orang beranggapan bahwa dengan pesugihan, kekayaan
akan didapat segera tanpa harus bekerja membanting tulang. Salah satu
ritual pesugihan yang sangat terkenal adalah ritual pesta seks di Kemukus.
Kemukus adalah salah satu tempat di daerah Jawa Tengah, tepatnya di
kota Sragen. Sebagai kawasan gunung, tempat ini tidak dikenal karena
panorama alam yang mempesona, tetapi karena reputasi sebagai tempat
mencari pesugihan.
Hal yang sangat menarik buat pencari pesugihan adalah ritual yang
harus dilakukan di tempat ini. Untuk mendapatkan pesugihan, seseorang
harus melakukan pesta seks dengan wanita bukan pasangan resmi mereka
selama tujuh kali berturut-turut dengan pasangan yang sama. Pesta seks
ini dianggap sebagai syarat untuk mendapatkan pesugihan yang diinginkan.
Salah satu syarat dalam berhubungan seks di tempat ini adalah perbuatan
tersebut harus dilakukan di tempat terbuka di wilayah gunung Kemukus
tersebut. Sebagai pencari pesugihan membawa pasangan resmi mereka
sendiri dan melakukan hubungan badan di tempat tersebut. Akan tetapi,
kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki pasangan
ataupun pasangan tidak resmi yang sama-sama menginginkan pesugihan.
Di gunung Kemukus sendiri “tersedia” jasa teman tidur.
Banyak
PSK yang menawarkan diri untuk menjadi teman tidur sesaat dalam ritual
mesum tersebut. Para pekerja komersial ini datang dari berbagai daerah
karena magnet gunung Kemukus sebagai tempat mencari penghasilan mudah
dan “aman”.
Tempat ini seolah menjadi surga pecinta prostitusi karena tingkat
keamanannnya. Sebagaian orang menganggap berhubungan seks di alam
terbuka akan terasa sangat menyenangkan. Hal tersebut menjadi sangat
menyenangkan ketika mereka tidak akan mendapati resiko dirazia oleh
aparat dan sebagainya. Pihak “keamanan” setempat akan dengan sigap
mengamankan prosesi ritual pengunjung tempat ini, termasuk prosesi
seksual tak resminya.
Buat pencari pesugihan,
mendatangi gunung ini adalah cara kaya yang mudah, murah, dan
menyenangkan. Tak jarang banyak pencari pesugihan yang berulang kali
datang ke wilayah ini dengan berbagai alasan. Salah satu alasan adalah
mereka belum berhasil berhubungan seks dengan perempuan yang sama
sebanyak tujuh kali berturut-turut. Tentu saja, hal ini bisa diartikan
sebagai alasan untuk mempermulus keinginan melakukan pesta seksual di
areal ini.
Tentu, masih banyak cara kaya yang lebih logis dan tidak melanggar
kaidah agama. Lantas, bagaimana bisa “pesugihan seksual” ini terus
berlanjut? Buat pemerintah daerah setempat, wilayah ini memberi
kontribusi pemasukan daerah yang cukup besar. Setidaknya, aliran dana
sebesar Rp 170 juta per bulan masuk ke kas daerah. Melihat angka yang
besar, bukan tidak mungkin jumlah sebenarnya jauh lebih besar dari angka
tersebut.