Ketika musuh berhadapan, sekonyong-konyong menjadi lunglai tanpa daya. Itulah kehebatan ajian ini....
Aji
Mahesa Krodha, dulu acapkali dijadikan piandel para pemimpin atau
senopati perang ketika berhadapan dengan musuh di medan laga.
Tokoh-tokoh yang ditengarai memiliki ajian sakti ini seperti Untung
Suropati, Joko Tingkir, juga Alibasyah Sentot. Ajian ini memang
mempunyai daya linuwih yang luar biasa karena merupakan perpaduan antara
dzikir dan ilmu kanuragan tingkat tinggi.
Ketika musuh berhadapan,
sekonyong-konyong menjadi lunglai tanpa daya. Seluruh aji kekuatan yang
dimiliki tiba-tiba sirna lantaran kalah wibawa dengan pancaran gaib
Mahesa Krodha.
Diam-diam di zaman modern ini banyak orang yang
berburu ajian ini. Tapi sayang cuma sedikit yang berhasil kuat
memilikinya secara sempurna. Hal itu akibat dari khodam ilmu ini yang
hanya berpihak pada orang-orang yang berkarakter tabah dan sabar.
Sementara manusia yang berjiwa arogan (sombong, mudah marah dan sok
takabur) bisa-bisa justru termakan ajiannya sendiri.
Sesuai
dengan namanya, Mahesa berarti kerbau, dan Krodha berarti marah atau
mengamuk. Secara filsafat jika ajian ini digunakan sikap seseorang bak
kerbau yang mengamuk. Kerbau sendiri secara filosofi merupakan binatang
yang bertemperamen tenang, suka kerja keras, sabar dan tak mudah marah.
Namun jika terusik harga dirinya, kemarahan seekor kerbau akan sulit
terkendalikan.
Para pemimpin atau petualang biasanya cocok memiliki
ilmu Mahesa Krodha sebagai senjata pamungkas membela diri atau menolong
orang lain yang lemah teraniaya.
Mahesa Krodha termasuk jenis "ilmu
putih" yang berwahana luhur. Orang yang punya ajian ini wajib dibarengi
dengan laku ibadah secara sempurna.
Dengan demikian ajian ini punya
daya karomah dari Allah secara langsung. Dan orang-orang yang kurang
dekat dengan Tuhan tidak akan memperoleh kekuatan prima dari ajiannya
itu.
Adapun bunyi rapalannya sebagai berikut :
Bismillahirromannirrohiim
Sun matek ajiku Mahesa Krodha, petak bumi tunggul manik kalimosodl. Sakabehing jagad padha kasat nyawiji ing manikmaya,
tumungkul ing telenging samodra sukma ya aku Mahesa Krodha, kang jumangkah rineksa sakbehing kodrattullah,
para nabi dalah para wali,
kawrangkanan malaikat sayuta.
Kabeh gawe wuleting kulit,
daging lan ototku,
gawe stosing braja balungku,
tan kena tinatas tan kena tinebas sakabehing pusaka,
ya jalaran aku dzat kang kasat,
kang ngratoni sakabehing sekti.
Lumpuh luruh sampyuh kowe para musuhku oleh dayane aji Mahesa Krodha.
Yahu Allah, yahu Allah, yahu Allah.......
Mencermati
mantra di atas menumbuhkan bio-energi yang luar biasa. Seolah seluruh
aura gaib terbukan, lebih-lebih jika mantra sakti ini diuji dalam laku.
Adapun lakunya sendiri adalah sebagai berikut :
1. Puasa mutih selama 39 hari diteruskan ngableng dan pati geni hari ke 40
2.
Pada hari ke 5, 7 dan 30 melakukan mandi suci di tengah malam.Air untuk
sesuci (keramas) diambil dari 3 tempuran sungai (tiga tempat pertemuan
sungai/sungai bercabang). Media sesuci ini dicampur dengan bunga
setaman.
3. Selama melakoni ilmu ini diharuskan merapal mantra di
tengah malam di luar rumah ; ke arah timur, selatan, barat, dan utara
(masing-masing 1 kali mantra).
4. Di akhir perjalanan ritual tersebut
harus selamatan jajan pasar, buceng (tumpeng lengkap dengan ayam
panggang) untuk tetangga (secukupnya).
5. Sejak memiliki ajian ini
hendaknya meningkatkan ibadah, berjiwa sabar, serta suka menolong orang
lain yang membutuhkan bantuan kita secara moral maupun material (kalau
mampu). Dan jangan lupa, suka menyantuni anak yatim-piatu.
6. Ilmu
ini tidak bisa digunakan sembarangan, kecuali benar-benar kepepet
misalnya jiwa terancam. Jika musuh benar-benar menyerah, ampunilah
mereka dan jangan kebablasan justru pamer kesaktian.
Nah, semoga ilmu ini bermanfaat bagi kita semuanya.