Pohon
Sengon itu tumbuh dihalaman rumah tetanggaku sangat besar dan
rimbun, tingginya mencapai lebih dari 15 meter, bila didekati sangat
menyeramkan karena akarnya bertonjolan dan kulitnya retak-retak tak
karuan, umurnya sudah sangat tua, terlihat dari batang bawahnya yang
dibeberapa tempat telah keropos.
Meskipun sangat
teduh, akan tetapi tak ada anak-anak yang berani bermain-main
dibawahnya karena menurut orang-orang tua mereka sangat angker.
Telah banyak anak-anak yang langsung sakit panas badannya atau malah
kesurupan sehabis bermain dibawahnya.
Pemilik rumah tentu saja sangat prihatin dan mencoba
untuk menebang pohon itu, beberapa tukang tebang pohon didatangkan,
ternyata mereka menyatakan tidak berani, yang berani dan mencoba
menebang terpental terguling-guling dan kemudian sakit keras.
Sehingga akhirnya pemilik rumah pasrah dengan keadaan pohonnya itu.
Salah seorang putra pemilik rumah yang sering datang
kerumahku untuk latihan meditasi dan olah bathin mengeluh bahwa
sering kali kopi digelas yang belum sempat diminumnya ternyata
berkurang tinggal sedikit, ia mengira bahwa mungkin anaknya yang
meminumnya. Akan tetapi anak-anaknya menolak mengaku meminum kopi
bapaknya itu. Sehingga ia dan isterinya sangat bingung dengan hal
ini. Siapakah yang telah sering meminum kopiku ini ? ...........
Pelajaran Meditasi dan olah bathin kemudian mencapai
ketingkat meneropong kealam gaib, dimulai dengan meneropong keadaan
rumah dan sekitarnya. Terkejut putra tetanggaku ini melihat seorang
tua yang tampak angker sedang berjuntai di pohon Sengon dan menatap
kearahnya. Bajunya yang berwarna hitam tak terkancing memperlihatkan
dadanya yang bidang, celana bawahannya memakai sarung bergaris warna
biru tua.........
PENUNGGU POHON SENGON YANG ANGKER
Membathin ia dalam hati : " Inikah mungkin penunggu
pohon Sengon yang terkenal angker itu ? ", wajahnya terlihat
berkerut-kerut karena tuanya dan tampak menyeramkan.
Akan tetapi terlihat mahluk itu tersenyum kepadanya, dan
turun mendekat kemudian berkata : " Jangan takut, aku kan selama ini
tidak pernah menggangu keluargamu ", kemudian terjadi dialog dengan
mahluk itu dan mengaku bernama Kong Alim(*) dari Tanah Abang,
dulunya ia tuan tanah yang disegani di daerah Karet Tanah Abang,
telah meninggal beberapa puluh tahun yang lalu menjadi arwah
penasaran dan tersesat hingga gentayangan di pohon Sengon ini.
(*)
Di Betawi Engkong adalah membahasakan kakek atau orang sangat tua.
Dialog itu meningkat hangat, dan karena pertanyaanku
mengenai mengapa ia tersesat hingga gentayangan, membuatnya terpekur
dan terlihat sangat menyesali perbuatannya dimasa lalu, terlihat
menetes air mata dipipinya yang keriput dan kemudian bercerita : "
Dulu aku seorang jagoan yang disegani di Tanah Abang, sering jadi
Imam dan khotbah dimasjid-masjid, saat memberikan khotbah semua
orang sangat kagum atas pembahasanku mengenai ayat-ayat suci dan
tema yang kumunculkan, tapi semua itu bukan jati diriku, aku fasih
karena memanggil ilmu para leluhurku (nyurup ilmu), sesungguhnya aku
tidak begitu pandai membaca Al-Qur'an dan pengetahuan agamaku hanya
sedikit ".
GENTAYANGAN MENYUSURI JAMAN KARENA
PERBUATAN PENGECUT
" Yang membuatku begini adalah perbuatanku yang pengecut
dulu, yaitu membunuh orang-orang Belanda dengan cara mencegat dari
kolong jembatan dan memancungnya dari belakang, kemudian mengambil
hartanya, seharusnya kulakukan dengan jantan berhadapan muka,
perbuatanku itu sangat bertentangan dengan ajaran Agamaku ".
Kembali terlihat penyesalan yang sangat dalam diwajahnya
menyemburat disela-sela keriput dan matanya terpejam menahan
keluarnya lagi airmata. Sebelum kuakhiri Dialog ini, ia sempat
berkata memberi tahuku bahwa rumah disebelah itu adalah keturunan
dari keluarga dekatnya..........
Langsung kejadian ini menjadi pembahasan hangat dan juga
ternyata menjawab pertanyaan atas siapa sesungguhnya yang sering
kali meminum air kopi digelas setiap hari.......
Akan tetapi tetanggaku itu dengan ikhlas berkata bahwa
ia bersedia membuatkan satu gelas extra kopi untuk Kong Alim setiap
pagi. Aku kagum dengan keikhlasannya itu.......
Beberapa waktu berlalu dan rasa rinduku kepada
orang-tuaku timbul dan kuingin menjumpainya, maka bersama isteri
dan anak-anakku, akupun pergi kerumah orang tuaku dengan membawa
pertanyaan dikepalaku siapakah Kong Alim itu ?......
KONG ALIM DARI TANAH ABANG
Tentu saja kedua orang tuaku sangat gembira melihat
kedatanganku membawa cucu-cucu yang disayanginya itu dan menyambut
hangat, terutama kepada sikecil yang lagi lucu-lucunya.
Setelah rasa rindu terpuaskan maka kemudian kamipun
ngobrol-ngobrol santai dan kulontarkan pertanyaan yang sejak semula
mengganjal dihatiku : " Ma, apa Mama kenal dengan Kong Alim dari
Karet Tanah Abang ? ", terlihat terkejut Ibuku atas pertanyaanku ini
yang agak diluar konteks pembicaraan, dan terlihat mengerutkan
keningnya mencoba mengingat-ingat.
Kemudian beliau menjawab pelan : " Mama ingat, Kong Alim
itu kan saudara jauh dari kakek Mama dan dulu sangat kaya-raya
sebagai tuan tanah di Karet. Sampai sekarang masih banyak
keturunannya di Karet sana, ada apa sebetulnya koq kau menanyakannya
".
Dengan agak ragu-ragu takut Ibuku tidak percaya,
kututurkan pengalaman meneropong alam gaib yang kulakukan bersama
tetanggaku itu. Terpaku Ibuku mendengar cerita aneh yang kututurkan
kepadanya dan kemudian berkata : " Kasihan Kong Alim, siapa yang
akan mengira bahwa dia masih saja gentayangan dan belum sempurna
kematiannya, semua orang mengira dia sangat alim dan seorang pemuka
agama ".
Kemudian Ibuku menyuruhku bertanya kepadanya bagaimana
cara dan persyaratan untuk bisa menyempurnakan kematiannya. Ibuku
bersedia untuk menyempurnakan-nya karena merasa masih saudara meski
jauh dari kakeknya. Aku menganggukan kepala tanda mengerti, dan akan
melakukan permintaannya itu.
BAGAIMANA CARA MENYEMPURNAKAN
KEMATIAN
Pada meditasi dan olah bathin berikutnya kami panggil
lagi arwah Kong Alim penunggu Pohon Sengon itu untuk memenuhi
permintaan Ibuku......
Setelah salam dan sedikit basa-basi, langsung
kulontarkan pertanyaan kepadanya : " Kong Alim, Ibuku berkenan untuk
menyempurnakan kematianmu, bagaimana caranya dan apa saja
persyaratannya tolong aku diberi tahu ?", Terpana Kong Alim atas
pertanyaanku itu dan berusaha melihat kesungguhan hatiku.
Setelah beberapa saat kemudian Kong Alim berkata : "
Terima kasih kuucapkan atas perhatian Ibumu terhadapku dan inilah
yang terjadi kepadaku setelah kematianku "..........
JIMAT, ISIM, SUSUK, ILMU-ILMU GAIB
MENYULITKAN KEMATIAN
Sebelas hari aku menderita sebelum akhirnya ajal
menjemputku, itupun setelah kulepaskan semua jimat, izim dan susuk
serta ilmu-ilmu gaib yang bersarang ditubuhku, yang sebelumnya telah
mengikat erat-erat rohku tetap berada didunia. Kulihat keluargaku
menangisi jasadku yang membujur kaku, kurus kering berpenyakit yang
telah kutinggalkan, dan aku berjalan kealam fana menyusuri pahala
dan dosa yang kuperbuat.
Kulihat beberapa orang yang sholeh setelah beberapa saat
berjalan mengarungi alam fana, kemudian menyeberang ke alam
penantian yang terang gemerlapan diatas sana. Aku berusaha untuk
meloncat menyeberang akan tetapi terjatuh, kucoba lagi berkali-kali
tetap terjatuh lagi kealam fana hingga akhirnya aku merasa jemu dan
pasrah menerima nasib.
ORANG
YANG SHOLEH DENGAN MUDAHNYA
MENYEBERANG
Aku sangat iri kepada orang-orang yang sholeh itu karena
dengan mudahnya mereka terbang naik kealam penantian. Lain denganku
dan orang orang yang mati penasaran lainnya yang sangat sulit dan
tidak bisa menyeberang ke alam penantian yang indah dan
menyenangkan. Aku dengan yang lainnya terpaksa berkeliaran
gentayangan dan malah mengganggu dan menggoda kepada manusia-manusia
yang imannya kurang teguh.
Sehingga akhirnya aku memutuskan untuk tinggal di Pohon
Sengon yang besar itu yang menurutku sangat cocok bagiku. Penghuni
lama tentu saja marah dan tidak mau begitu saja diusir pergi dan
menyerahkan tempatnya kepadaku, akhirnya terjadilah pertarungan yang
sengit memperebutkan tempat itu.
Karena semasa hidupku aku seorang jawara, maka akhirnya
bisa juga kukalahkan dan kuusir penunggu sebelumnya dan kuancam agar
jangan kembali lagi. Aku kemudian bertahta mendiami Pohon Sengon itu
menggantikannya dengan rasa puas.
KUNGANGGU ORANG YANG LEWAT
Kuganggu orang yang lewat dibawah pohon dengan
melemparinya, atau menampakkan wajah menyeramkan dan
perbuatan-perbuatan jahil lainnya. Karena roh-roh sepertiku
melakukan hal-hal jahat seperti itu kepada manusia untuk
menakut-nakuti mereka. Manusia memanggil kami dengan sebutan setan,
demit, gandaruwo, kuntilanak, kalong wewe, dan lain-lain sebutan
yang menyeramkan, sebetulnya tepatnya, kami adalah arwah-arwah
penasaran.
Banyak juga yang menyembah kami dan minta berkah untuk
kekayaan, kekuasaan, ilmu pelet dan lainnya, yang menyebabkan mereka
akan menjadi pesuruh kami nantinya bila mereka mati, tanpa mereka
menyadarinya, karena memang maksud kami demikian mencari teman
sebanyak-banyaknya untuk menemani kami menderita dialam
fana/akhirat.
Mendengar ceritanya yang mulai melantur itu, kupotong
dengan menanyakan persyaratan dan bagaimana caranya agar bisa
menyeberang ke alam penantian.
Kong Alim tertegun sejenak dan kemudian berkata : " Aku
minta dipotongkan dua ekor kambing jantan untuk �Aqiqahku dengan
syarat kambing tersebut tanduknya harus panjang melengkung ".
Kemudian Kong Alim bercerita alasannya meminta hewan kambing itu....
BANYAK ARWAH YANG MENYEBERANG NAIK
KAMBING, SAPI, UNTA
Kulihat banyak roh-roh yang menyeberang dengan menaiki
kambing, sapi, unta dan lainnya. Mereka enak saja mengendarai
hewan-hewan itu dan terbang kealam penantian. Oleh karenanya kuminta
hewan kambing yang tanduknya panjang agar mudah aku berpegangan
mengendarainya ke alam sana. Kong Alim kemudian mengakhiri
ceritanya.
" Baiklah Kong akan kusampaikan kepada Ibuku untuk
dilaksanakan. Apakah ada pesan-pesan lainnya untuk Ibuku ", aku
bertanya kepadanya.
Setelah berfikir menerawang sejenak, kemudian Kong Alim
berkata : " Sampaikan kepada Ibumu, Ilmu untuk melindungi keluarga,
rumah dan hartanya sebagai berikut ".
ILMU PAGAR GAIB YANG CANGGIH
Bila ilmu ini diterapkan, maka kalau ada maling masuk
kedalam rumah maka ia akan merasa seakan terjatuh kedalam air dan
akan berenang semalaman, hingga pemilik rumah bangun dan
menyadarkannya, padahal setelah sadar maling itu ternyata berdiri
diatas tanah dihalaman rumah. Atau ia akan berputar-putar didalam
rumah mencari pintu, jalan keluar yang tidak ditemukannya sampai
hari pagi. Dan juga akan dapat melindungi keluarganya dari
mara-bahaya.
Bacaannya surat al-Ikhlas dan ayat Qursi saja, dibaca
sambil fikirannya memutari rumah 7x, atau membayangkan keluarganya
yang akan dilindungi. Tentu saja dengan menjalankan ritual
persyaratannya yaitu puasa dan tidak menyantap daging hewan pada
hari-hari tertentu.
Kuterima ilmu itu untuk kusampaikan kepada Ibuku dan
sekaligus menyampaikan persyaratannya. Ternyata Ibuku tidaklah
berkeberatan untuk �Aqiqah memotong hewan kambing dua ekor untuk
Kong Alim yang mungkin terlupakan, agar bisa menyempurnakan
kematiannya, dan berniat minggu depan akan dilaksanakan dirumah
peristirahatan yang di Sukabumi.
Sore hari sebelum Meditasi olah bathin kami lakukan
lagi, Ibuku interlokal dari Sukabumi dan menyampaikan bahwa
pemotongan hewan �Aqiqah sudah dilaksanakan dengan baik, diiringi
oleh doa dari para jama'ah dimasjid (Tahlilan) untuk Kong Alim agar
bisa tenang dalam kuburnya.
SETELAH MENYEBERANG ARWAH TIDAK
BISA DIHUBUNGI
Malam harinya seperti sebelumnya kamipun mencoba
menghubungi arwah Kong Alim melalui Meditasi untuk menyampaikan
berita gembira bahwa persyaratannya telah dipenuhi. Berkali-kali
dicoba ternyata tak berhasil juga hingga akhirnya kami menyerah dan
kemudian memutuskan untuk mengakhiri Meditasi kami.......
Kami bertanya-tanya dalam hati, apa yang terjadi,
mengapa kami tidak bisa menjumpainya, dimana dia saat ini berada,
sehingga tidaklah kami bisa menjumpainya. Tiba-tiba tanganku
bergerak dengan sendirinya seakan menjawab pertanyaan ku ini,
mengambil ballpoint, dan menulis kata-kata " Aku sudah menyeberangi
jembatan Sirotol Mustaqim dan tidak bisa dijumpai lagi, terima kasih
untuk semuanya dan--------------- ", kemudian terlihat hanya garis
panjang tercoret dan ball-point-pun terjatuh dari tangan ku........
ALHAMDULILLAH KONG ALIM TELAH
BERHASIL MENYEBERANG
Malamnya dalam mimpiku arwah Kong Alim menyatakan terima
kasihnya kepada kami terutama kepada Ibuku yang telah membantunya
bebas dari gentayangan dialam fana dan menyeberang ke alam penantian
yang indah dan cemerlang, saat ini beliau sudah tenang dan mendapat
tempat yang baik dan bagus disana. Tentu saja esok harinya kutelepon
Ibuku dan menyampaikan berita gembira ini semuanya termasuk ucapan
terima kasihnya yang sangat tulus.
Tak kuduga bahwa penunggu Pohon Sengon itu ternyata
keluargaku juga yang akhirnya berhasil disempurnakan dan telah
tenang dalam kuburnya.
Kembali kepada pohon Sengon yang telah keropos hingga
dikuatirkan bila rubuh karena tuanya bisa menjatuhi rumah
disebelahnya, setelah kejadian itu dengan mudah pohon dirumah
tetanggaku itu bisa ditebang tanpa terjadi hal-hal apapun juga,
akhirnya habis rata dengan tanah.........