Genderuwo adalah sejenis bangsa jin atau makhluk
halus yang berwujud manusia mirip kera yang bertubuh besar dan kekar
dengan warna kulit hitam kemerahan, tubuhnya ditutupi rambut lebat yang
tumbuh di sekujur tubuh. Genderuwo terutama dikenal dalam masyarakat
di Pulau Jawa (orang Sunda menyebutnya "gandaruwo" dan orang Jawa
menyebutnya "gendruwo").
Habitat hunian
kegemarannya adalah batu berair, bangunan tua, pohon besar yang teduh
atau sudut-sudut yang lembab sepi dan gelap. Pusat domisili makhluk ini
dipercaya berada di Hutan Jati Donoloyo, kecamatan Sloghimo, sekitar
60 km di sebelah timur Wonogiri, dan di wilayah Lemah Putih, Purwosari,
Girimulyo, Kulon Progo sekitar 60 km ke barat Yogyakarta.
Legenda Genderuwo
Legenda Genderuwo
Makhluk halus ini dipercaya dapat berkomunikasi dan melakukan
kontak langsung dengan manusia. Berbagai legenda menyebutkan kalau
genderuwo dapat mengubah penampakan dirinya mengikuti wujud fisik
seseorang untuk menggoda manusia. Genderuwo dipercaya sebagai sosok
makhluk yang iseng dan cabul, karena kegemarannya menggoda manusia
terutama kaum perempuan dan anak-anak. Genderuwo kadang senang menepuk
pantat perempuan, mengelus tubuh perempuan ketika sedang tidur, bahkan
sampai memindahkan pakaian dalam perempuan ke orang lain. Kadang
genderuwo muncul dalam wujud makhluk kecil berbulu yang bisa tumbuh
membesar dalam sekejap, genderuwo juga gemar melempari rumah orang
dengan batu kelikir di malam hari.
Salah
satu kegemaran genderuwo yang paling utama adalah menggoda istri-istri
kesepian yang ditinggal suami atau para janda, bahkan kadang genderuwo
bisa sampai melakukan hubungan seksual dengan mereka. Dipercaya bahwa
benih daripada genderuwo dapat menyebabkan seorang wanita menjadi hamil
dan memiliki keturunan dari genderuwo. Menurut legenda, genderuwo
memiliki kemampuan gendam untuk menarik wanita agar mau bersetubuh
dengannya. Permainan seks genderuwo juga diyakini amat luar biasa,
sehingga wanita-wanita korban pencabulannya seringkali merasakan puas
dan nikmat yang luar biasa apabila berhubungan badan dengan genderuwo.
Namun biasanya wanita korban yang
disetubuhi oleh genderuwo tidak akan sadar sedang bersetubuh dengan
genderuwo karena genderuwo akan menyamar sebagai suami atau kekasih
korban dalam melakukan pencabulannya. Disebutkan pula kalau genderuwo
memiliki libido dan gairah seksual yang besar dan jauh di atas manusia,
sehingga ia amat mudah terangsang melihat kemolekan perempuan dan
membuatnya menjadi makhluk yang senang menggoda perempuan.
Ada legenda menyatakan genderuwo kadang senang bersemayam di dalam
rahim perempuan. Perempuan yang rahimnya disemayami oleh genderuwo
akan memiliki gairah seks yang tinggi dan tak mampu menahan gairahnya.
Si perempuan akan senang melakukan hubungan intim. Apabila pasangan si
perempuan tak mampu mengimbangi gairahnya, maka si perempuan takkan
segan mencari pasangan lain. Hal ini terjadi karena gairah si wanita
dikendalikan oleh genderuwo, apabila si wanita melakukan hubungan intim,
maka si genderuwo yang bersemayam di rahimnya juga akan merasakan
nikmat dari hubungan intim yang dilakukan wanita tersebut.
Tidak semua genderuwo bersifat jahat, ada pula genderuwo yang
bersifat baik. Genderuwo yang bersifat baik ini dipercaya biasanya
menampakkan wujudnya sebagai seorang kakek tua berjubah putih yang
kelihatan amat berwibawa. Genderuwo yang baik tidak bersifat cabul
seperti saudara sebangsanya yang bersifat jahat, genderuwo yang baik
seringkali membantu manusia seperti menjaga tempt gaib atau rumah dari
tangan jahil atau perampok. Pernah juga terdengar bahwa genderuwo yang
bersifat baik terkadang membantu menyunat anak-anak dari keluarga tidak
mampu yang sholeh beribadah.
Asal-Usul Gendruwo
Asal-Usul Gendruwo
Asal-usul genderuwo dikatakan berasal dari arwah orang yang
meninggal secara tidak sempurna, bisa akibat bunuh diri, penguburannya
tidak sempurna ataupun kecelakaan. Sehingga ia merasa penasaran dan
belum mau naik ke akhirat. Genderuwo tidak dapat dilihat oleh orang
biasa tapi pada saat tertentu dia dapat menampakkan dirinya bila merasa
terganggu. Pada dasarnya tidak semua genderuwo jahat, ada genderuwo
yang jahat ada pula yang baik. Semuanya tergantung bagaimana kita
bersikap, mau berteman atau bermusuhan padanya.
Banyak kalangan mempercayai salah satu cara memanggil genderuwo
adalah dengan membakar sate gagak. Diyakini, burung gagak adalah makanan
kesukaan sekaligus binatang peliharaan genderuwo. Seperti halnya
bangsa manusia yang memelihara ayam. Untuk melakukan ritual ini, subyek
yang ingin bertemu dengan makhluk gaib ini tidak boleh asal atau
sembarangan ketika mulai membakar sate burung gagak.
Ada cara khusus untuk membuatnya. Caranya adalah sebagai berikut:
setelah berhasil menangkap burung gagak, sembelihlah gagak tersebut
dengan pisau yang sangat tajam. Alasannya, ketajaman mata pisau akan
mempengaruhi lancar tidaknya darah yang mengalir keluar dari bekas luka
yang ditimbulkan. Berikutnya adalah mencabuti bulu-bulu hitam yang
kasar itu hingga benar-benar bersih. Selanjutnya, daging yang sudah
bersih itu ditelikung seperti halnya kalau membuat ingkung ayam. Baru
kemudian, bisa dibakar di atas perapian. Hal terpenting dari ritual itu
adalah mengucapkan rapalan mantra khusus agar si makhluk gaib itu
mendengar selain mencium bau makanannya.
Mantra pemanggil genderuwo hanya dimiliki segelintir orang saja dan
tidak sembarang diberitahukan. Tempat yang dianggap paling tepat untuk
melakukan ritual ini adalah tempat yang terbuka. agar bau burung gagak
yang dibakar bisa menyebar ke mana-mana dibawa oleh angin. Sehingga
semerbak daging terbakar api itu bisa mengundang genderuwo mendatangi
tempat tersebut. Belakangan, ritual mengundang genderuwo lengkap dengan
segala sejajinya makin banyak dilakukan orang. Hal ini berkaitan erat
dengan maraknya perjudian togel yang dulu amat dikenal dengan nomor
buntut. Mereka meyakini, dengan mengundang genderuwo, keinginan untuk
mendapat nomor jitu bisa terpenuhi. Dengan berbekal sedikit keberanian,
keuntungan besar bakal gampang diperoleh.
Ada yang unik dari proses mendatangkan genderuwo hingga permintaan
untuk menyebutkan nomor jitu yang bakal keluar. Yaitu dilakukan tawar
menawar seperti layaknya jual beli pedagang di pasar. Setelah genderuwo
keluar dari sarang mendengar rapalan mantra berikut bau daging gosong
gagak terpanggang, secepat kilat harus segera meminta apa yang kita
inginkan. Jangan sampai ia mencuri atau memakan umpan sate burung gagak
sebelum mengucapkan permintaan. Sebab, jika ia sudah kekenyangan ia
akan segera melenggang pergi tanpa mau menjawab yang diingini si
pemanggilnya.