Kabar hantu penunggu kampus gentayangan sudah lama didengar Rudi.
Belakangan kabar kemunculan hantu berwajah seram itu makin santer jadi
bahan pembicaraan. Menurut kabar yang berhembus salah seorang mahasiswi
putri Jumat Kliwon yang lalu mendadak jatuh pingsan di WC kampus.
Kabarnya, dia kaget setengah mati ketemu hantu kampus.
Rudi semula tidak begitu menanggapi kabar burung yang ia sendiri belum
pernah mengalami. Meski dalam hati kecilnya mengakui jika di dunia ini
masih ada alam lain, alaming lelembut yang tidak selalu bisa dilihat
dengan kasat mata. Sampai pula Rudi mendengar kabar korban jatuh yang
kali ketiga, juga masih mahasiswi putri yang ditemukan pingsan di WC
kampus.
Setelah siuman dia mengakui kaget bercampur takut setengah mati
menyaksikan makhluk menyeramkan tiba-tiba muncul di WC yang berada di
ujung bangunan kampus paling belakang. Mahasiswi itu jatuh pingsan,
karena saking takutnya melihat sosok menyeramkan itu hendak
mendekatinya.
“Ah, hantu yang saya lihat berwujud manusia. Cuma wajahnya amat
menakutkan, ahh…saya tidak mau membayangkannya lagi,” tutur mahasiswi
itu ketika ditanya Rudi. Keterangan yang didapat belumlah memuaskan,
membuat Rudi semakin penasaran untuk mengungkap misteri di balik
kemunculan hantu kampus.
“Sebagai orang beriman aku tidak boleh takut dengan lelembut macam
apapun. Wong derajad saya sebagai manusia lebih tinggi dibandingkan
‘begundal-begundal’ itu,” bisik batin Rudi mengumpat hantu itu dengan
sengit. Di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 1999 tempat
Rudi menimba ilmu, keberanian Rudi berhadapan dengan lelembut memang
bolehlah diacungi jempol.
Dia paling sering menunggui jenazah yang outopsi ketika ada praktik
anastesi. Wajar saja berani, pasalnya ketika masih duduk di bangku SLTP
dulu Rudi pernah masuk pondok pesantren. Amalan dan doa-doa untuk
mengusir makhluk halus banyak yang dia kuasai. Lalu berhasilkan dia
menguak misteri kemunculan hantu kampus ?
Kamis pagi itu Rudi mulai merencanakan bertemu dengan hantu. Awalnya,
dia mencari keterangan pada beberapa warga yang tinggal di sekitar
kampus, mencari asal-usul tempat yang kini dibangun kampus berada di
pinggiran kota itu. Ada beberapa versi yang memberi keterangan berbeda.
Kabar yang didapat tempat itu dulunya bekas penjagalan hewan, bekas
kuburan kuno, dan kabar terakhir yang dia dengar tempat itu dulunya
bekas markas pembantaian para gerombolan PKI ! Mana yang benar ?
“Aku harus membuktikan sendiri,” bisiknya lagi. Satu lagi kabar yang dia
dengar dari warga setempat, beberapa tahun lalu sebelum dibangun kampus
pada tahun 1984, warga sekitar sering ditemui sosok pria yang suka
mondar-mandir di sekitar tanah lapang setempat tanpa kepala. Dibarengi
dengan kemunculan sosok seorang wanita gemuk bertaring, dan pria
berkulit hitam legam yang bisa keluar masuk tanah.
Sejauh ini misteri kemunculan sosok-sosok itu belum berhasil diungkap
warga setempat. Upaya untuk melacak pernah dilakukan dengan memanggil
orang pintar, namun tidak berhasil karena dia merasa kalah kuat dengan
lelembut tersebut. Sampai kemudian Rudi bertemu dengan sesepuh kawasan
tersebut, Mbah Karso.
Mbah Karso diam-diam sudah tahu maksud Rudi memintai keterangan warga.
Dia sebagai warga yang sudah lama tinggal di tempat sekitar, pengakui
salut terhadap jiwa muda Rudi. “Datang saja di tempat yang biasa dia
muncul. Nanti kan Jumat Kliwon, mbah yakin di sana pasti sepi.
Begundal-begundal itu pasti muncul,” ucap Mbah Karso membuat Rudi
terkejut. Dari mana Mbah Karso tahu dia menjuluki lelembut itu
‘begundal’ ?
Pukul 21.00 WIB ketika suasana kampus mulai sepi. Terlihat dari kejauhan
sesosok pemuda bertubuh tegap mengendap-endap mendekati bangunan WC
ujung belakang kampus. Langkahnya pelan sambil kedua matanya tidak henti
mengawasi setiap sudut bangunan. Menyelidik kemungkinan hantu yang
bikin takut mahasiswi itu muncul.
Langkah dia terhenti di pojok belakang WC. Tatapan matanya nanar
memandangi semak-semak di belakang WC. Sejenak itu dia menyelidik lalu
kemudian duduk bersila, dan kedua matanya pun terpejam. Tidak ubahnya
orang duduk bersemedi. Sekitar 10 menit berdiam diri, mendadak desiran
angin malam berhembus tidak seperti biasanya.
Agak kencang dan terasa hanya di sekitar tubuhnya. Tiba-tiba pundaknya
terasa seperti ditepuk dari belakang. Dia terkesiap, lalu menoleh ke
belakang. Ternyata tiga sosok yang disebut-sebut hantu itu memandanginya
nanar. Wajah mengerikan mengerikan sama seperti yang dituturkan para
warga. “Tolong aku nak…tolong aku…,” ujar ketiganya sambil menunjuk
semak-semak di belakang WC.
Jantung pemuda itu berguncang keras menatap hantu-hantu berwajah seram
itu. Belum habis dia berpikir dari balik lorong WC muncul orang tua
yang ringkih, Mbah Karso. “Biarkan dia Nak Rudi. Jangan diusik, dia
tampaknya butuh pertolongan kita,” tutur pak tua itu. Tidak beberapa
lama bayangan hantu itu berlahan-lahan hilang seiring keluarnya asap
tipis. “Tolonglah aku malam ini juga…,” seru ketiganya sebelum
menghilang. Rudi dan Mbah Karso bertatapan seperti tidak percaya dengan
yang baru dilihat, di tempat sepi itu pun hanya tinggal dia berdua.
“Ayo bantu Mbah menggali semak-semak. Di situ pasti ada tulang mereka.
Dia itu arwah mati penasaran. Dulu di tempat sini memang pernah tinggal
sekeluarga, mereka mati dibunuh,” tutur Mbah Karso yang membuat Rudi
semakin bertanya-tanya. “Anehnya, mayat mereka tidak ditemukan. Nah,
mungkin mereka dikubur di situ,”.
Diakui Mbah Karso selama ini dia hanya diam mendengar kabar kemunculan
hantu, karena merasa belum menemukan orang yang seperti Rudi. Pemberani
dan selalu ingin tahu tentang misteri di balik kemunculan makhluk gaib.
“Nah, itu warga sudah datang. Mereka pada datang ke sini setelah saya
beri tahu,” paparnya.
Dalam sekejab tempat itu ramai dipenuhi puluhan warga yang ingin
menyaksikan penggalian mayat yang pernah dikabarkan hilang puluhan tahun
yang lalu. Tidak berapa lama semak-semak telah berganti galian. Dan,
memang benar di dalamnya ditemukan tumpukan tulang belulang yang sudah
rusak. Dalam hati Rudi bersyukur telah membantu menenangkan ketiga
arwah. Terlebih lagi yang membuat dia lega, kejadian penggalian mayat
itu tidak ada satu pun mahasiswa yang tahu.