Kisah Kutukan ini boleh dikatakan paling melegenda di seantero dunia,
khusunya bagi orang-orang yang tertarik dan menyangkut-pautkannya
dengan sihir Bangsa Mesir Kuno. Dari waktu ke waktu, Hollywood
memproduksi film Curse of the Pharaohs ( Kutukan Sang Fir'aun) atau
Mummy.
Semua film-film tersebut memiliki kepercayaan yang sama,
yaitu tentang "kutukan" raja Thutankhemen/Thutankhamun yang sangat
terkenal itu. Ceritanya ,waktu makam tersebut pertama kali dibuka pada
tahun 1922, para jurnalis melaporkan ada prasasti di dekat pintu makam
yang Raja Tutankhemen ini yang berbunyi demikian:
"Kematian akan segera mendatangi mereka yang menyentuh makam Pharaoh".
Keliatannya
memang konyol, namun peringatan ini nampaknya terbukti benar, ketika
semua arkeolog dan para pekerja yang menyentuh makam Tutankhemen
dilaporkan meninggal secara misterius dan mengerikan dalam tempo yang
tidak terlalu lama setelah peristiwa pembongkaran makam itu terjadi.
Baik, sebelum aku menguraikan lebih jauh mengenai kutukan, ada baiknya
aku ceritakan dulu siapakah sebenarnya Fir'aun Tutankhemen itu.
Tutankhemen adalh raja Mesir Kuno yang bertahta dari tahun 1347 SM
sampai 1339 SM. Ia masih anak-anak saat diangkat menjadi raja dan
meninggal dunia pada usia yang juga masih sangat muda, 18 tahun.
Tutankhamun adalah generasi terakhir dari dinasti ke-18 Fir'aun yang
memerintah Mesir mulai dari tahun 1567 SM - 1339 SM. Dinasti ini
didalamnya termasuk juga ratu pejuang Hatshepsut ( salah satu Fir'aun
wanita selain Nefertiti dan Cleopatra) dan Thutmose III, yang membawa
mesir ke puncak kejayaannya sekitar tahun 1400 SM. Raja Muda yang malang
ini adalah putra dari Akhenaten, yang bersama ratu Nefertiti membuat
revolusi di Mesir. Akhenaten merupakan raja yang mengganti pemujaan
terhadap dewa-dewa Mesir kuno dengan pemujaan dewa tunggal, dan
memindahkan ibukota kerajaan ke Armarna. Istri Tutankhemen adalah
saudara tirinya sendiri, Ankhesenamun. Saat raja muda ini meninggal
dengan sebab yang tidak diketahui dengan pasti (mungkin dibunuh),
Ankhesenamun berada di bawah kekuasaan musuhnya, Ay dan Jendral
Horemheb.
Topeng kematian inilah yang dipasangkan di kepala mumi Raja Tutankhemen
Makam King Tutankhamun di Lembah Raja-raja Luxor, Mesir
Ada
empat "Raja-raja Amarna" pada Dinasti ke-18 dan Tutankhamun yang
ketiga. Karena Dinasti ke-19 tidak menyukai peraturan Dinasti ke-18,
maka raja-raja Amarna dicoret dari daftar keluarga raja dan itu
dilakukan didepan umum. Monumen raja Tutankhemen di hancurkan, dan
lokasi makamnya dilupakan. Dan itu benar, keberadaan makam raja muda
yang bernasib malang tersebut benar-benar terlupakan oleh Dinasti ke-20.
Ketika kepala arsitek memulai memahat batu untuk membuat makam Ramses
VI, ia tidak tahu bahwa ia telah membiarkan puing-puing berjatuhan di
atas makam Raja Tutankhamun.
Dan semenjak itu, makam raja muda ini
benar-benar dilupakan karena ia dulu juga bukan merupakan penguasa yang
hebat, sama sekali tidak mengesankan. Namun hal ini justru membawa
keuntungan pada 3.300 tahun kemudian, mengapa? Karena makamnya
tersembunyi dan harta karunnya tetap tidak tersentuh. Dan ini menjadikan
makan Raja muda Tutankhamun merupakan satu-satunya makam raja Mesir
kuno yang di kuburkan di Lembah Raja-raja Luxor yang tidak diacak-acak
selama berabad-abad oleh para perampok.
Howard Carter
Pada
bulan November 1922, seorang arkeolog bernama Howard Carter, telah
menghabiskan tujuh tahun lamanya dan merasa frustasi mencari makam Raja
Tutankhamun di lembah raja-raja, Luxor. Namun penantian selama itu
ternyata tidak sia-sia baginya, setelah para pekerja menggali empat
meter di bawah makam Ramses VI, dimana mereka menemukan pintu masuk pada
dinding batu yang menuju lorong yang cukup besar dengan tinggi tiga
meter dan lebar dua meter. Mereka membersihkan puing-puing, dan pada
langkah ke-20, mereka menemukan bagian atas pintu batu yang tertutup.
Ini
berita yang menggairahkan, dan Howard Carter segera mengundang orang
yang telah mendanai proyeknya, Lord Carnarvon, untuk datang ke situs
tersebut dalam acara pembukaan makam. Carter dan Carnarvon datang pada
sore hari tanggal 24 November, ketika semua puing telah disingkirkan
untuk menyingkap pintu batu yang memperlihatkan segel Raja Tutankhamun.
Begitu pintu ini terbuka, diperlukan waktu dua hari kerja keras untuk
membersihkan puing-puing pada tangga menurun yang lain. Kali ini mereka
menemukan pintu kedua, yang memiliki segel Royal Necropolis dan
Tutankhamun . Para pekerja membuat lubang pada pintu batu, dan dengan
menggunakan cahaya lilin, Carter melongok ke dalam. Lord Carnarvon
bertanya, " Dapatkah kamu melihat semuanya?". Carter menjawab," Ya,
barang-barang yang menakjubkan."
Di sana, di ruang depan, ada
harta karun yang sungguh luar biasa. Bahkan ada lebih banyak lagi di
ruang dalam, yang membutuhkan waktu tiga bulan untuk memasukinya. Lord
Carnarvon sendiri yang membuka pintu dalam ini pada tanggal 17 Februari
1923. Mumi Raja Tutankhemen terbaring di dalam tiga peti mati. Dua peti
mati yang berada paling luar terbuat dari emas yang dipasang pada rangka
kayu. Sementara peti mati yang paling dalam semuanya terbuat 300 pound
emas murni. Didalam peti emas itu terbaring sesuatu yang lebih
menakjubkan. Mumi itu ditutupi oleh topeng kematian dari seseorang raja
anak laki-laki. Mumi Tutankhamun terbaring di bawah 13 lapis kain linen.
Setelah Carter melepasnya, dia menemukan seuntai kalung tersembunyi
didalamnya untuk mengusir iblis.
Peti Mati Raja Tutankhemen
Selama
berabad-abad damar dan minyak yang digunakan untuk membuat mumi telah
berubah menjadi lem yang merekatkan kain linen. Untuk melepaskan kalung
itu, Carter melakukan tindakan radikal, yaitu dengan memotong-motong
mumi. Ini sangat fatal. Dalam 14 hari, 2 dari orang-orang yang terlibat
meninggal secara mendadak. Bahkan pada tahun 1929, 13 orang meninggal
karena satu sebab...."Kutukan"
Lord Carvarnon meninggal pada
tanggal 6 April 1923 karena pneumonia, komplikasi akibat gigitan nyamuk
yang terinfeksi. Kemudian para jurnalis menemukan prasasti di dekat
pintu makam tentang peringatan mengenai kematian tadi. Mereka kemudian
mengatakan bahwa "Kutukan Fir'aun Tutankhemen-lah yang membunuh Lord
Carvarnon". Menyusul kemudian, Lady Carnarvon, yang menyusul suaminya ke
alam baka dengan sebab kematian yang tak jelas.
Di tahun yang
sama, seorang meninggal secara mendadak setelah mengunjungi makam ini
dan dianggap merupakan ulah "kutukan" juga. Ia adalah Pecky Callender,
yang membantu Carter memasuki makam. Kematian misterius juga dialami
oleh salah seorang pengusaha kaya yang berkunjung ke makam Tutankhemen,
George Jay Gould. Untuk tour mahalnya ini, Gould harus membayar mahal.
Malam hari setelah mengunjungi makam, ia terkena demam, dan esoknya ia
meninggal dunia.
Harta karun Raja muda ini dipamerkan di banyak
museum di seantero dunia. Ketika Arthur C Mace dari Metropolitan Museum
of Art di New York, dan George Benedite dari Museum Louvre, Paris,
ikut-ikutan meninggal dunia secara misterius setelah memamerkan harta
karun tersebut di Museum mereka!! Kembali, "Kutukan Tutankhemen" yang
disalahkan atas meninggalnya dua orang tersebut. Kutukan itu kembali
beraksi dan menjadi dipermasalahkan atas kematian orang-orang yang
sedikit sekali terlibat dengan ekspedisi ini. Contohnya sekertaris
pribadi Howard Carter yang bernama, Robert Bathnell ikut-ikutan
meninggal dunia secara misterius. Tiga bulan kemudian, ayah Bathell,
Lord Westbury melompat dari lantai 7 dan tewas. Ia meninggalkan pesan,
meyalahkan kutukan Tutankhemen atas kematian anaknya.
Tidak hanya
berakhir disitu, saat dalam perjalan ke makam, kereta jenazah Lord
Westbury menabrak seorang anak 8 tahun. Anak itu tewas seketika, begitu
juga dengan salah seorang pegawai British Museum dalam bidang
Egyptology. Selama tiga dekade kutukan itu tak menyerang hingga terakhir
kali tempat peristirahatan Tutankhemen diganggu. Hingga saat ini,
terhitung kurang lebih 25 orang yang telah meninggal dunia dengan
disangkut pautkan dengan kutukan Tutankhamun. Yang terakhir kalinya
menimpa seorang wisatawan Sheryl Munson di tahun 1995 silam.
Banyak
ilmuwan mulai menelaah kutukan fir'aun dari sudut pandang ilmiah. James
Randi, pemain sulap terkenal, dalam bukunya Encyclopedia of Claims,
Fraunds and Hoaxes of the Occult and Supranatural, menuliskan nama-nama
semua orang Eropa yang hadir ketika makam Tutankhamun dibuka dan kapan
mereka meninggal dunia. Pernah mendengar yang namanya "tabel aktuaria?".
Tabel ini memberi nilai harapan hidup kita, didasarkan pada dimana
tempat tinggal kita, apakah merokok atau tidak,dll. Randi memeriksa
tabel aktuari yang relevan untuk semua orang yang dihubungkan dengan
makam Raja Tutankhemen, dan siapa yang meninggal berikutnya.
Ternyata,
orang-orang yang hadir dalam pembukaan makam, hidup satu tahun lebih
lama dibandingkan ramalan tabel aktuaria. Howard Carter meninggal pada
usia wajar, yaitu 66 tahun. Dr. Douglas Derry, yang membedah mumi,
meninggal pada usia lebih dari 80 tahun. Dan Alfred Lucas, ahli kimia
yang menganalisis jaringan tubuh mumi, meninggal pada usia 79 tahun.
Penelitian
lain menunjukkan tidak ada pengaruh nyata pada harapan hidup
orang-orang yang terlibat pada penggalian tersebut. Jadi dapat
disimpulkan, kutukan itu adalah bohong/ sama sekali tidak pernah ada.
Benarkan penelitian ilmiah telah berhasil mengungkap siapa pelaku pembunuhan yang sebenarnya?
Benar.
Dan pelakunya sebenarnya ternyata terdapat pada dinding makam. Para
korban mungkin tidak meyadari bahwa di dinding-dinding makam yang penuh
dengan ornamen-ornamen indah itu ternyata tersembunyi ribuan bahkan
lebih pembunuh mematikan yang telah berumur 3000 tahun lamanya!
Dinding-dinding
itu diselimuti oleh jamur cokelat kecil. Bakteri mungkin timbul dari
plester atau cat dan hidup dari kelembaban plester setelah makam
ditutup. Dan, pembunuh sebenarnya adalah bakteri mematikan yang bernama
aspergillus niger. Dalam makam yang hangat, bakteri yang menyerang
sistim pernapasan ini berkembang. Ia satu-satunya makhluk yang dapat
bertahan hidup selama 3000 tahun di makam itu. Saat Shryl Munson ,
korban terakhir yang ikut meninggal setelah berkunjung ke makam tiba
dengan ketahanan tubuh yang rapuh, maka ia adalah rumah utama bagi jamur
itu. Spora itu terhisap dan menyerang sel yang lemah, menghancurkannya
selagi menyebar. Sheryl Munson kekurangan oksigen, 10 hari setelah masuk
rumah sakit, fungsi paru-parunya berhenti. Tim dokter berhasil
menemukan jamur aspergilllus niger pada saat melakukan biopsi paru-paru
Sheryl Munson dan jamur mematikan ini ditemukan lebih banyak lagi di
dalam makam Tutankhamun, terutama di dinding makam. Sheryl ternyata
telah melakukan suatu hal yang sangat fatal bagi hidupnya pada saat
mengunjungi makam Tutankhemen. Ia menyentuh dinding makam dan
mengusap-usapkan jemari tangannya ke beberapa lukisan cat, dimana disana
telah menunggu bakteri yang sangat mematikan untuk bermigrasi ke dalam
tubuhnya.
Begitu juga dengan orang-orang yang terlibat dalam
pembongkaran makam. Bekerja dengan mumi bisa fatal, baik bagi peneliti
dan muminya. Tindakan gegabah Howard Carter yang memotong-motong tubuh
mumi berakibat sangat fatal bagi mereka yang terlibat. Karena peneliti
bisa menghisap spora dari debu mumi. Sebaliknya, peneliti bisa
memberikan bakteri atau kelembaban pada permukaan mumi yang bisa
mengakibatkan pembusukan.
Walaupun sudah mati selama ribuan tahun,
mumi hidup bersama bakteri. Beberapa tak berbahaya, namun beberapa lagi
sangat mematikan. Tidak memakai pelindung saat bekerja dengan mumi,
akan sangat rentan terinfeksi oleh spora jamur. Dan itulah yang terjadi
pada Carter dan orang-orang disekelilingnya. Otopsi gegabah terhadap
mumi Tutankhamun ternyata melepas banyak pembunuh mengerikan yang kasat
mata. Parahnya, pada saat otopsi itu berlangsung, Carter dan
rekan-rekannya tidak memakai pelindung apapun, mereka hanya memakai
pakaian sehari-hari. Jadi mungkin terjadi persilangan kerusakan antara
para peneliti dan mumi. Namun banyak orang yang beruntung seperti Carter
yang tidak terinfeksi bakteri ini.
Darimakah asal mula kutukan itu?
Kutukan
dipopulerkan oleh film Hollywood, namun tampaknya berasal dari buku
fiksi. Salah satu kemungkinannya adalah cerita pendek berjudul Lost in a
Pyramid: The Mummy's Curse, yang ditulis oleh Lousia May Alcott pada
tahun 1860. Kemungkinan lain adalah cerita yang ditulis oleh pelukis
Amerika, Joseph Smith (1863 - 1950). Ia menceritakan kutukan yang
menimpa mertua Tutankhamun, Raja Akhenaton. Takhta diberikan kepada anak
perempuan ketiga setelah Raja Akhenaton meninggal. Ketika Tutankhemen
menikah dengan anak perempuan ketiga ini, takhta kerajaan diberikan
kepadanya. Raja Akhenaton tidak disenangi para pendeta, karena ia telah
mencampuri urusan agama mereka. Ia menyatukan ratusan dewa menjadi satu
dewa, Ra, Dewa Matahari.
Setelah Akhenaton meninggal dunia, para
pendeta membalas dendam dengan mengutuk " jiwa dan raganya" mengembara
secara terpisah di ruang angkasa dan tak pernah baersatu menuju
keabadian". Namun kutukan ini bukan ditujukan kepada Tutankhemen.
Keplala pendeta, Ay, mengambil tkhta ketika Tutankemen meninggal. Dan
ada spekulasi bahwa ia-lah yang sebenarnya berada dibalik kematian
misterius raja muda ini.