Kita sebagai cucu Adam hanya defensive. Secara tidak kita sadari,
sesungguhnya kita diserang habis-habisan oleh setan dari berbagai arah.
Ibaratnya kita orang buta, dan setan orang melek. Dengan kata lain, kita
tidak bisa melihat mereka, namun mereka bisa melihat kita. Ini akan
menjadi pengecuali bagi orang yang diberi kemampuan oleh Allah untuk
melihat makhluk halus.
Seandainya terjadi perkelahian, kira-kira siapa yang menang? Tentu
saja orang yang melek. Artinya, manusia banyak kalahnya jika melawan
setan. Tetapi, Alhamdulillah dengan tuntunan Allah SWT, kita diberi
bekal untuk mempertahankan diri, yaitu dengan iman kita. Hanya ini
senjata yang kita miliki untuk bisa bertahan dari gempuran setan.
Jika iman kita tebal, maka setan butuh perjungan luar biasa untuk
menggoda kita. Namun jangan lupa, sewaktu kita melakukan shalat, kita
masih sering teringat akan hal-hal yang bersifat “duniawi”? Itu artinya
apa? Kita masih berhasil digoda setan, sekalipun kita pada saat shalat
muatannya adalah dzikrullah. Ya, saat kita shalat, kita sudah suci dari
hadats besar dan najis, tetapi setan masih masih mampu menggoda kita.
Artinya, setan yang menggoda tersebut pastilah setan yang bandel, atau
setan yang mempunyai pangkat lumayan tinggi.
Tentu saja kebandelan setan tingkatannya berbeda-beda. Pendeknya,
pangkat atau kesenioran setan itu bermacam-macam. Adakalanya dengan
bacaan-bacaan dzikrullah seperti ; Subhanallah, Allah Akbar,
Alhamdulillah, dll, syetan terbirit-birit lari menjauh dari kita.
Ada pula yang bila dianalogikan dengan manusia, bila mendengar
kalimat-kalimat dzikrullah tersebut dia hanya semacam menutup telinga
saja. Karena bandelnya.
Lalu, di mana rumah atau tempat tinggal setan itu?
Prinsipnya, dimana saja ada manusia, di situ ada syetan! Mengapa begitu?
Nabi Ibrahim saja yang tingkat keimanan dan kedekatanya dengan Allah
SWT lebih dekat daripada kita masih saja digoda setan. Apalagi kita?
Di bumi, darat, laut, dan udara. Ya, di semua tempat yang tersebut, bisa ditinggali setan.
Menurut buka “Dialog Dengan Jin Muslim” karya Muhammad Isa Daud, sarang
dan rumah setan itu ada di rawa-rawa, laut, hutan, pohon besar, kuburan,
bawah jembatan, comberan, kemaluan, hati, rumah tua, jembatan dan semua
tempat-tempat kotor lainnya. Dan semua yang dituahkan atau dikeramatkan
manusia, baik itu barang maupun tempat.
Dan pusat pemerintahan atau kerajaannya berada di bawah laut Segitiga
Bermuda, di wilayah negara Puertorico. Kemudian, segitiga Formosa
disebut-sebut juga kerajaan setan, diwilayah antara Taiwan, Jepang dan
laut China Selatan.
Menurut buku tersebut, segala jenis memedi, hantu, atau apapun nama dan
jensinya biang keladinya ya setan. Apa itu genderuwo, kuntilanak, tuyul,
pocong, dan segala tetek bengek nama jenis memedi, setanlah yang
menjelma rupa dengan aneka ragamnya.
Bukankah di Al-Qur’an atau kitab samawi lainnya menyebutkan bahwa,
makhluk yang tidak kasat mata yang disebut-sebut hanya, iblis, setan,
jin dan malaikat. Tidak ada yang nyebut genderuwo, kuntilanak, memedi,
dan lain-lainnya?
Kalau orang mengatakan Nyi Roro Kidul, wilayahnya di laut Selatan pulau
Jawa. Itu tidak salah juga. Setan memang berdiam di wilayah seperti itu.
Kemudian orang mengeramatkan tempat itu. Semakin menjadi-jadi saja
setan memelihara ketakutan orang akan tempat itu.
Ketakutan orang akan suatu tempat, hal ini akan dipelihara dan
dilestarikan oleh setan. Agar orang takut dan tunduk pada setan.
Kemudian akan berkembang cerita di masyarakat bahwa tempat ini angker,
tempat itu gawat, wingit, dan lain sebagainya.
Ingin tahu contoh setan bisa tinggal di dalam tubuh orang? Gampang saja.
Orang kesurupan adalah contohnya. Atau ingin contoh lebih jelas? Orang
gila contohnya! Makanya orang yang lagi kemasukan atau kesurupan setan,
biasanya cara yang kita tahu yaitu dilakukan ruqyah oleh orang-orang
yang mampu dan mempunyai ilmunya.
Untuk Anda yang mempunyai tingkatan iman yang biasa-biasa saja, tidak
usah menantang setan. Karena akan jadi bumerang dan bulan-bulanan saja.
Bukan berarti terus kita tunduk terhadap syetan.
Kalau kita tunduk, kita akan jadi musyrik. Hormatilah sekedarnya sebagai
sesama makhluk Allah juga memberi hak hidup padanya. Lebih baik yang
kita lakukan mempertebal iman saja. Juga selalu berdzikir dimana saja
berada.
Tidak usah menghina atau melecehkan tempat-tempat yang tidak
menyenangkan hati Anda. Kecuali pada orang-orang yang mempunyai
kemampuan untuk menaklukkannya. Wallahu’alam bissahwab.