Kisah mistis ini
dituturkan oleh Yusrizal. Dia adalah seorang anak manusia yang telah
dinobatkan sebagai Raja Jin Kafir, akibat ilmu-ilmu sesat yang
dijalankan dan dikuasainya....
Pada awalnya, pengalaman
nyata yang sangat mendebarkan ini takkan pernah kubeberkan untuk
diketahui umum. Tapi setelah kubersimpuh dalam luatan dzikir dan
bertaubat kembali ke jalan Allah SWT, maka untuk pelajaran bagi umat
manusia bahwa, perbuatan sesat yang pernah kulakukan bisa menjadi hal
yang baik sebagai pedoman pejalaran bagi manusia. Setidaknya, agar siapa
pun jangan sampai mengikuti jejak jahat dan sesat yang pernah
kulakukan.
Aku adalah seorang perantauan dari daerah Sumatera Utara.
Sewaktu aku sekolah di SMU, pernah cintaku ditolak oleh seorang gadis
teman sekolahku. Betapa sakit hatiku. Perasaan inilah yang menimbulkan
dendam membara di hatiku untuk dapat menaklukkan wanita yang pernah
menolak cintaku itu.
Selepas
sekolah di SMU itu, akupun merantau ke
pulau Jawa untuk mencari guru yang dapat mengajarkan ilmu-ilmu untukku.
Ada tiga orang guru yang kutemukan, dan aku tak kesulitan mengamalkan
ajaran-ajarannya yang ternyata sesat itu.
Aku tak perlu menyebutkan
siapa saja nama guruku tersebut. Yang jelas, mereka tidak kentara
sebagai guru yang mengajarkan ilmu-ilmu sesat, sebab sikap dan perilaku
mereka yang sangat baik dan ramah.
Menurut salah seorang guruku, aku
diangkat sebagai murid kesayangan karena aku dianggap sebagai anak
bungsunya. Mungkin karena usiaku yang masih muda tapi berani mencari
ilmu-ilmu sangat langka.
Ringkas cerita, dari ketiga guru itu aku
mendapatkan berabagai macam ilmu langka yang sesat. Contohnya, ilmu
menghilang, ilmu untuk menghidupkan orang mati, ilmu untuk kekebalan dan
ilmu agar tidak dapat mati (Batara Karang). Semuanya kupelajari
disamping segudang ilmu-ilmu lainnya.
Sebagai sarana ritual ilmu-ilmu
itu aku harus melakukan tindakan yang sangat keji. Untuk ilmu
menghilang, misalnya, aku harus menculik seorang bayi yang harus
kurebus. Kemudian, uap rebusan bayi ini kuhirup setiap malam.
Tak hanya itu, akupun berhasil mengambil tali kain kafan dari gadis (perawan) yang meninggal pada hari Jum'at Kliwon.
Untuk
mendapatkan ilmu karang, setiap malam aku harus minum darah ayam hitam
(ayam cemani). Sedangkan khusus untuk malam Jum'at aku harus minum darah
dua ekor ayam cemani, juga setiap malam aku harus minum dan mandi air
laut.
Untuk memtajam kekuatan ilmu, akupun diharuskan memperkosa
seorang gadis yang masih suci sebagai salah satu syarat dari lelakon
yang kujalani.
Setelah menyelesaikan semua ritual, pernah aku coba
untuk membuktikan keampuhan dari ilmu-ilmu tersebut. Ceritanya, ketika
ada serombongan pembawa jenazah yang mengusung keranda untuk dikuburkan,
maka akupun mengikuti mereka dan diam-diam aku sembunyi. Kunjentikkan
jariku sambil membaca mantera untuk menghidupkan orang mati. Astaga!
Mayat dalam karanda tersebut terlihat bergerak-gerak. Lalu aku tutup
kembali mantera tersebut karena orang-orang yang membawa keranda
tersebut jelas ketakutan.
Pernah juga suatu ketika, pohon kelapa yang
kutunjuk dengan jariku, tiba-tiba roboh. Ya, itulah bukti dari betapa
dahsyatnya kekuatan ilmu sesat yang berhasil kujalankan.
Setelah
merasa cukup dengan ilmu sesat itu, maka akupun dinobatkan sebagai Raja
Jin Kafir. Penobatan ini memang tidaklah berlebihan, sebab pengikut yang
mengawalku ada sebelas jin kafir. Akupun disumpah tidak akan mati.
Artinya, Ilmu Batara Karang telah mendarah daging dalam diriku. Kalaupun
kelak aku mati, maka jasadku akan hidup seperti jenglot.
Tetapi
bukan berarti aku puas dengan ilmu-ilmu yang kumiliki. Pokoknya aku jadi
selalu penasaran, selalu tidak pernah puas. Akupun berpraktek sebagai
dukun santet yang di daerah pusat perkulakan terbesar di Jakarta.
Kebanyakan
klienku adalah orang-orang keturunan Cina. Aku tidak terima order untuk
menyantet kaum muslim, wanita dan anak-anak. Khususnya untuk para
pedagang yang bersaing dalam usaha, maka kukerjakan order tersebut
seakan-akan orang yang dituju tersebut menderita sakit medis. Karena
kebanyakan mereka sakit dibawa ke rumah sakit, maka mudah sekali bagiku
untuk masuk ke RS ruang ICU tanpa diketahui orang. Di sana, kujentikkan
jariku, dan matilah orang tersebut. Dokter menganalisa orang tersebut
mati karena jantung atau pendarahan otak.
Sudah banyak sekali aku
membunuh orang dengan begitu mudahnya, dengan imbalan yang sangat
tinggi. Tetapi herannya, uang hasil menyantet orang tersebut selalu
tidak terasa cukup, selalu habis, ya selalu habis bagiku.
Dalam pada
itu, akupun menikah dengan gadis sekampungku. Lama kelamaan mertuaku
mengetahui apa pekerjaan dan kebiasaan-kebiasaan anehku. Ini berawal
karena mertuaku tahu kalau setiap malam aku harus minum darah ayam
cemani dan air laut.
Ketika tahu bahwa salah satu sifatku selalu
penasaran dan tidak pernah puas, maka suatu hari mertuaku menantangku.
"Kamu boleh saja berbangga hati, karena tak ada musuhmu, semua manusia
kalah padamu, tapi ada satu manusia yang tidak bisa kamu kalahkan," kata
ayah mertuaku.
"Siapa itu, Bapak? Dimana orang itu? Dia pasti belum tahu siapa aku!" Ujarku, sombong.
"Dia adalah Bapak KH. M. Ibnu Mutaqqin, pimpinan pengajian kami!" Demikian jawaban tegas mertuaku.
Maka
akupun berangkat dengan mertua menuju ke tempat pengajian mertuaku di
daerah Jakarta Selatan. Ketika aku mau masuk ke dalam rumah tersebut,
jin pendampingku tak ada yang mau ikut masuk. Setelah kupaksa masuk,
akhirnya mereka minta agar dipagar gaib jarak antara tempatku duduk
bapak Kyai tersebut.
Maka aku pun membaca mantera untuk membunuh Pak
Kyai itu. Tetapi meleset. Pak Kyai tersebut masih duduk tegar, justru
yang mati adalah jin anak buahku.
Setiap kali aku menunjuk ke arah
Pak Kyai sambil menjentikkan jariku, maka saat itu pula terdengar
jeritan kesakitan anak buahku yang berjumlah sebelas itu. Rupanya,
mantera pembunuh yang kurapalkan malah membunuh jin anak buahku.
Akhirnya,
tinggallah aku seorang diri menghadapi Pak Kyai. Sesaat, kembali kubaca
mantera pamungkas sambil menunjuk ke arah Pak Kyai tersebut. Tetapi apa
yang terjadi...?
Saat itu sekujur tubuhku terasa panas dingin
berkeringat dan bergetar. Aku benar-benar tidak berdaya. Tapi aku
bersykur, rupanya itulah mungkin hidayah dan kebesaran Allah terbuka
dalam benak jiwaku. Akhirnya akupun menyerah kalah. Akupun sadar dan
bertaubat ke hadirat Allah SWT. Oleh Bapak Kyai tersebut, aku pun
dituntut untuk shalat taubat, mohon ampunan atas dosa-dosaku. Dan aku
pun memohon agar dibersihkan jiwa ragaku dari ilmu-ilmu sesat yang telah
mendarah daging itu.
Pak Kyai memintaku untuk memegang dan mencium
Al Qur'an. Tetapi anehnya, tanganku tak mau dan tak bisa menyentuh kitab
suci itu. Selalu meleset dan tidak mau menempel. Akhirnya aku jadi
ingat, pernah dulu sewaktu menuntut ilmu-ilmu sesat itu, aku disuruh
(maaf) membuang kotoran (hajat) di atas kitab suci Al Qur'an tersebut
oleh salah seorang guruku.
Sungguh, betapa nista dan terkutuk
perbuatan ini. Aku sadar dan tidak kulakukan perintah sesat tersebut.
Hingga kini guruku yang kusebut Kyai Murtad tersebut masih
mencari-cariku.
Berkat bimbingan KH. M. Ibnu Mutaqqin, semua kekuatan
hitam itu berangsur sirna. Aku kini sudah insaf. Dan aku bertekad,
cukup aku sendiri yang menjalani kenyataan hidup seperti ini, jadi
manusia kafir yang sesat dengan ilmu-ilmu yang sulit kulepas.
Meski
aku sudah disumpah dan dinobatkan sebagai Raji Jin Kafir, namun berkat
bantuan dan bimbingan KH. M. Ibnu Mutaqqin, sedikit-sedikit aku sudah
bisa berdzikir untuk membuang ilmu-ilmu tersebut.
Betapa bodoh dan
berdosanya aku, mengingat perbuatan-perbuatanku, seakan-akan tiada maaf
dan ampun dari Allah. Aku menyesal sekali dengan tindakan-tindakanku
dimasa lalu, yang penuh berlumur dosa. Kini dalam dzikir kubersimpuh di
kaki-Mu, Ya ALLAH.