Minggu, 18 Desember 2011

DENDAM KESUMAT MANTAN KEKASIH

Makhluk itu begitu menyeramkan, perawakannya tidak jauh berbeda dengan manusia. Telinganya lancip seperti kurcaci, kepalanya polos tanpa sehelai rambut pun. Seluruh tubuhnya hanya terbungkus celana yang mirip celana dalam. Matanya merah menyala, tajam menusuk ulu hati......

Peristiwa magis ini berawal saat aku dan isteriku masih ngontrak di sebuah rumah di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta. Ketika peristiwa ini terjadi, isteriku tengah hamil tua. Sebelumnya aku menganggap kejadian gaib yang dialami isteriku ini wajar-wajar saja dikarenakan kehamilannya. Tentu sudah sering aku mendengar dari kawan-kawan perihal isteri-isteri mereka yang juga sering melihat hal-hal gaib saat sedang mengandung. Namun apa yang dialami oleh kami saat itu melewati batas kewajaran yang bisa diterima.
Suatu pagi yang cerah, mentari terlihat menyilaukan dari balik jendela kamar kontrakan kami. Seperti biasanya, setiap hari kalau bangun tidur isteriku langsug beranjak ke kamar mandi karena dia harus segera ke kantor yang lokasinya tak jauh dari rumah kontrakan kami. Sementara aku masih bermalas-malasan di tempat tidur menunggu giliran. Biasalah, perempuan memang selalu lama jika mandi, entah berapa kali ia menggosok tubuhnya dengan sabun, pikirku.

Tiba-tiba aku dikejutkan oleh teriakkan histeris isteriku dari kamar mandi yang membuatku setengah melompat turun dan berlari menuju kamar mandi tempat isteriku berteriak-teriak. Tiba di situ aku mendapati isteriku yang pucat pasi seperti telah melihat sesuatu yang benar-benar membuatnya sangat ketakutan. Mulutnya melongo dengan mata membelalak tak berkedip.
Aku segera memeluk dan berusaha menenangkannya. Setelah beberapa saat lamanya isteriku tenang oleh segelas air putih, dia menceritakan apa yang baru dialaminya. Ternyata dia melihat

seekor ular besar di dekat bak mandi dimana ular tersebut sangat aneh bentuknya. Ular besar itu hanya terlihat setengah badan sedangkan buntutnya berupa asap yang sangat tebal.
Kemudian ular besar itu semakin mendekati isteriku seakan hendak menyerangnnya. Tentu saja isteriku berteriak dengan histeris. Diantara teriakkan histerisnya, dia mengucapkan “Allahhu Akbar” berulangkali dalam hatinya (maklum isteriku belum lama menjadi mualaf hingga dia belum begitu hafal ayat-ayat atau doa-doa. Jangankan doa, saat ruku pada saat sholat saja dia sering tersandung karena belum terbiasa).
Allah Maha Penyayang umat-Nya, tiba-tiba sebuah sinar putih tampak menghantam ular itu sebelum sempat melukai isteriku. Entah dari mana datangnya, sinar putih itu tiba-tiba saja menyambar badan ular yang tengah menjulur mendekati isteriku. Ular itu menghilang bersamaan dengan hilangnya sinar putih tersebut dari pandangannya. Semua kejadian itu berlangsung dalam sekejap seperti sebuah film pendek di televisi.
Dalam hatiku terucap terima kasih untuk sinar misterius yang telah menyelamatkan isteri dan jabang bayiku walau setelah dia menceritakan kejadian itu aku mendapatkan sarapan omelan yang cukup panjang dari isteriku. Menurutnya aku terlalu lambat bergerak dan hampir saja ular siluman itu merenggut nyawanya. “Mas gimana sih, aku mau ada yang mencelakai bukannya cepat-cepat,” katanya menggerutu.
Yah, nggak apa-apalah semua omelan itu aku terima dengan pasrah asalkan isteri dan jabang bayi selamat. Lagipula bukan baru sekali ini dia memarahiku, maklumlah namanya juga lagi hamil jadi emosinya gampang naik.
Kisah misterius ini bukan hanya terjadi sekali saja, namun terjadi pula peristiwa yang lebih menghebohkan lagi dan lebih menegangkan. Peristiwa kedua ini terjadi pada malam berikutnya dikala aku mengantarkan salah satu rekanku yang baru saja berkunjung ke rumah kami menuju ujung jalan. Isteriku kembali diganggu makhluk halus.
Makhluk itu begitu menyeramkan. Perawakannya tidak jauh berbeda dengan manusia umumnya. Telinganya lancip seperti kurcaci, kepalanya polos tanpa satu helai rambut pun. Begitu juga di seluruh tubuhnya yang hanya terbungkus sehelai celana yang mirip celana dalam. Matanya merah menyala dengan sorotnya yang tajam menusuk ulu hati.
Melihat pemandangan seperti itu, spontan saja isteriku lemas. Kaki dan tangannya seperti tak bertulang. Ia tak sanggup menggerakan badannya. Tapi matanya mampu melihat dengan seksama wujud apa yang ada di hadapannya. Untung saja ia tidak pingsan dan dia teringat pesanku kalau melihat hal-hal aneh yang berbau mistis, segera istighfar dan memohon perlindungan dari Allah SWT.
Sinar putih misterius itu kembali muncul, sama seperti sebelumnya, saat isteriku hampir dicelakai oleh ular siluman di kamar mandi. Uniknya, sinar putih misterius ini membentuk wujud menjadi jin muslim yang dahulu pernah mendampingi salah satu leluhurku yang sampai sekarang masih sering aku kirimi doa.
Jin muslim itu dikenal dengan nama Guru Sakti yang berasal dari Baghdad. Beliau telah berusia ribuan tahun dimana aku sendiri kurang begitu tahu berapa usia tepatnya. Yang aku tahu pasti kalau jin tersebut ada lah peliharaan salah satu leluhurku yang kemudian terus menjaga keluarga kami secara turun-temurun.
“Assalammu’alaikum...” sapa jin tersebut tetap dengan keramahan dan wibawanya.
“Wa’alaikum salam...” jawab isteriku masih dengan gemetaran menatap makhluk aneh itu.
Kemudian tanpa basa-basi, Guru Sakti segera menyerang makhluk yang hendak mencelakai isteriku itu. Cukup dengan satu hantaman, makhluk menyeramkan itu raib dari pandangan, sama seperti ular siluman sebelumnya. Isteriku hanya mampu memandang takjub fenomena gaib di hadapannya tanpa mampu berkedip. Setelah itu, Guru Sakti berpamitan pada isteriku sebelum ikut menghilang begitu saja seperti makhluk menyeramkan itu.
Tak lama kemudian aku pun kembali dari mengantarkan rekanku itu dan tentu saja para pembaca setia Misteri dapat menebak kejadian selanjutnya yang menimpaku. Bukan aku melihat siluman yang menyeramkan, melainkan muka seram itu adalah isteriku yang langsung membombardirku seperti senapan mesin yang tak habis-habisnya.
Begitulah nasibku yang selalu saja terlambat dan menjadi umpan kemarahan isteri. Dia memarahiku karena menurutnya aku lebih memperhatikan temanku daripada dirinya yang hampir saja celaka. Akhirnya dengan masih ngomel, dia kelelahan dan tertidur. Waktu menunjukkan pukul 00.30 WIB, segera aku melaksanakan sholat hajat 2 raka’at guna meminta petunjuk dari Allah SWT apa yang sebenarnya terjadi pada isteriku.
Adalah suatu keanehan jika 2 hari berturut-turut isteriku hampir dicelakai dua makhluk aneh. Aku curiga kalau makhluk-makhluk ini merupakan kiriman dari seseorang yang mungkin tidak menyukai kami. Setelah sholat, aku pun mengamalkan doa-doa khusus dengan harapan semoga aku diberi petunjuk oleh Yang Maha Kuasa yang tiada lain Allah SWT.
Dikarenakan kantuk yang mendalam, aku tertidur tanpa aku sadari. Alhamdulillah saat tertidur itu aku mendapatkan petunjuk mengenai peristiwa yang menimpa isteriku. Didalam mimpiku, aku ditemui kakekku yang berada di kampung. Beliau datang dengan mengenakan jubah dan sorban putih serta didampingi oleh seseorang yang tidak begitu jelas.
Dalam mimpi itu, kakekku berucap bahwa ada seseorang yang sakit hati karena isteriku dahulu memilih menikah denganku dan bukan dengan dirinya, sedangkan dia sangat mencintai isteriku. Seperti pepatah orang tua dahulu yaitu “Batas kebencian dan cinta sangatlah tipis, setipis kulit ari”, jadi itulah yang tejadi. Rasa cinta yang mendalam menjadi sebuah dendam. Namun karena kekuatan doa-doa yang biasa aku amalkan, orang yang bermaksud mencelakai aku tidak mampu mendekatiku dan akhirnya dia marah dan menyerang isteriku.
Mendengar hal tersebut, aku menjadi sangat geram. Menurutku lelaki itu sangat pengecut karena tidak berani berhadapan langsung dengan aku malah melalui alam gaib. Awalnya aku hendak membalas semua perbuatannya, namun kakekku mengingatkan aku untuk lebih mendekatkan diri saja kepada Allah SWT, karena mantan kekasih isteriku akan kembali mencelakai kami dengan serangan lainnya yang lebih kuat. Sekarang dia telah bersekutu dengan iblis yang membantunya mencelakai kami. Sebelum berpamitan, kakekku berpesan agar aku jangan sampai meninggalkan satu sholat pun.
Aku terbangun oleh suara adzan yang semakin jelas di telingaku dan aku mencium aroma wewangian yang akrab sekali di penciumanku. Ini adalah wewangian yang biasa dipakai oleh kakkeku saat hendak menjalankan sholat Jum’at. Allahu Akbar... Aku segera menunaikan sholat Subuh.
Usai menunaikan shalat, aku mengambil sebilah keris pusaka peninggalan leluhurku. Aku bermaksud ingin menusuk siapa saja yang hendak kembali mencelakai isteriku. Tekadku bulat, aku harus menyelamatkan isteri dan jabang bayiku. Apapun yang akan mencelakai keluargaku aku tak akan gentar menghadapinya. Namun setelah beberapa lama kutunggu, tidak ada sa¬tu pun makhluk yang muncul mendekati.
Hari ini aku pulang dari kantor lebih cepat dari isteriku yang sering lembur karena bos-nya yang orang asing sungguh tidak memperdulikan apakah karyawannya hamil atau tidak, tetap saja diharuskan kerja lembur. Terkadang aku kasihan juga dengan isteriku. Saat aku menutup pintu, tiba-tiba dadaku berdegup kencang sekali dan timbul rasa gelisah yang tiba-tiba menyelimuti hatiku.
Dadaku panas seperti terbakar api. Pakaian yang aku kenakan basah oleh keringat yang mengucur dengan derasanya. Aku segera mengucapkan Asma Allah dan Alhamdulillah kondisi tubuhku kembali normal. Aku membaca doa untuk membuka tabir alam gaib dan benar seperti dugaanku karena di hadapanku ada ratusan makhluk-makhluk yang sangat menyeramkan dan siap menyerangku.
Tanpa berpikir panjang, aku segera merapal ilmu Si Gentar Alam, sebuah ilmu yang sangat legendaris. Ilmu dari Bumi Sriwijaya ini diturunkan oleh pamanku beberapa tahun lalu.
......... gagahku diturunkan Amir Hamzah, kuatku diturunkan Baginda Ali, bergetar sekalian musuhku, bergemuruh bumi dan langitku bila ku kehendaki, dengan seizin-Mu ya Allah ya Robbi ya Tuhanku Hak kata Allah......
Dengan penuh kepasrahan dan keyakinan aku berserah diri kepada Allah SWT. Aku menghentakan kakiku ke bumi sebanyak tiga kali ke tanah dan tiba-tiba dari tubuhku keluar cahaya putih yang sangat menyilaukan menghantam satu persatu makhluk menyeramkan itu yang hendak menyerangku.
Dikarenakan terlalu silau, aku tak dapat melihat kejadian di sekelilingku, hanya suara rintihan dan teriakan kesakitan serta dentuman keras. Setelah semuanya mereda, pandanganku kembali ke alam nyata. Kemudian aku ucapkan puji syukur atas pertolongan Allah SWT karena berkat izin-Nya lah aku dapat mengalahkan makhluk-makhluk menyeramkan itu.
Usai semua kejadian itu, aku terduduk di kasur sambil menghisap sebatang rokok untuk melepaskan semua rasa lelahku. Baru beberapa hisap saja aku menikmati asap rokok tiba-tiba datang suara yang besar menggema, namun terdengar ramah. Suara misterius itu mengatakan bahwa Insya Allah peristiwa yang baru saja tejadi merupakan klimaks dari teror yang selama beberapa hari ini menghantui kami. Berkat izin Allah SWT orang yang berniat mencelakai kami terkena imbas Ilmu Si Gentar Alam yang aku gunakan. Suara misterius itu berpesan agar aku lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT serta membimbing isteriku agar menjadi orang yang sholehah.
Aku sengaja merahasiakan kejadian hari ini kepada isteriku, karena dia sudah cukup terkejut oleh kejadian-kejadian di hari sebelumnya. Aku tidak ingin jabang bayiku terganggu lantaran teror-teror misterius ini. Harapanku semoga kisah mistis yang aku alami pada pertengahan Pebruari 2004 ini dapat diambil hikmahnya, bahwa dendam itu bagaimana pun hanya akan mencelakan diri sendiri.
Belajar berpasrah dan tawakal kepada Allah SWT akan lebih baik dari pa¬da menyimpan dendam dan bersekutu de¬ngan iblis.
Loading