Makhluk itu begitu menyeramkan,
perawakannya tidak jauh berbeda dengan manusia. Telinganya lancip
seperti kurcaci, kepalanya polos tanpa sehelai rambut pun. Seluruh
tubuhnya hanya terbungkus celana yang mirip celana dalam. Matanya merah
menyala, tajam menusuk ulu hati......
Peristiwa magis ini
berawal saat aku dan isteriku masih ngontrak di sebuah rumah di kawasan
Bendungan Hilir, Jakarta. Ketika peristiwa ini terjadi, isteriku tengah
hamil tua. Sebelumnya aku menganggap kejadian gaib yang dialami isteriku
ini wajar-wajar saja dikarenakan kehamilannya. Tentu sudah sering aku
mendengar dari kawan-kawan perihal isteri-isteri mereka yang juga sering
melihat hal-hal gaib saat sedang mengandung. Namun apa yang dialami
oleh kami saat itu melewati batas kewajaran yang bisa diterima.
Suatu
pagi yang cerah, mentari terlihat menyilaukan dari balik jendela kamar
kontrakan kami. Seperti biasanya, setiap hari kalau bangun tidur
isteriku langsug beranjak ke kamar mandi karena dia harus segera ke
kantor yang lokasinya tak jauh dari rumah kontrakan kami. Sementara aku
masih bermalas-malasan di tempat tidur menunggu giliran. Biasalah,
perempuan memang selalu lama jika mandi, entah berapa kali ia menggosok
tubuhnya dengan sabun, pikirku.
Tiba-tiba
aku dikejutkan oleh teriakkan histeris isteriku dari kamar mandi yang
membuatku setengah melompat turun dan berlari menuju kamar mandi tempat
isteriku berteriak-teriak. Tiba di situ aku mendapati isteriku yang
pucat pasi seperti telah melihat sesuatu yang benar-benar membuatnya
sangat ketakutan. Mulutnya melongo dengan mata membelalak tak berkedip.
Aku segera memeluk dan berusaha menenangkannya. Setelah beberapa
saat lamanya isteriku tenang oleh segelas air putih, dia menceritakan
apa yang baru dialaminya. Ternyata dia melihat
seekor ular besar di
dekat bak mandi dimana ular tersebut sangat aneh bentuknya. Ular besar
itu hanya terlihat setengah badan sedangkan buntutnya berupa asap yang
sangat tebal.
Kemudian ular besar itu semakin mendekati isteriku
seakan hendak menyerangnnya. Tentu saja isteriku berteriak dengan
histeris. Diantara teriakkan histerisnya, dia mengucapkan “Allahhu
Akbar” berulangkali dalam hatinya (maklum isteriku belum lama menjadi
mualaf hingga dia belum begitu hafal ayat-ayat atau doa-doa. Jangankan
doa, saat ruku pada saat sholat saja dia sering tersandung karena belum
terbiasa).
Allah Maha Penyayang umat-Nya, tiba-tiba sebuah sinar
putih tampak menghantam ular itu sebelum sempat melukai isteriku. Entah
dari mana datangnya, sinar putih itu tiba-tiba saja menyambar badan ular
yang tengah menjulur mendekati isteriku. Ular itu menghilang bersamaan
dengan hilangnya sinar putih tersebut dari pandangannya. Semua kejadian
itu berlangsung dalam sekejap seperti sebuah film pendek di televisi.
Dalam
hatiku terucap terima kasih untuk sinar misterius yang telah
menyelamatkan isteri dan jabang bayiku walau setelah dia menceritakan
kejadian itu aku mendapatkan sarapan omelan yang cukup panjang dari
isteriku. Menurutnya aku terlalu lambat bergerak dan hampir saja ular
siluman itu merenggut nyawanya. “Mas gimana sih, aku mau ada yang
mencelakai bukannya cepat-cepat,” katanya menggerutu.
Yah, nggak
apa-apalah semua omelan itu aku terima dengan pasrah asalkan isteri dan
jabang bayi selamat. Lagipula bukan baru sekali ini dia memarahiku,
maklumlah namanya juga lagi hamil jadi emosinya gampang naik.
Kisah
misterius ini bukan hanya terjadi sekali saja, namun terjadi pula
peristiwa yang lebih menghebohkan lagi dan lebih menegangkan. Peristiwa
kedua ini terjadi pada malam berikutnya dikala aku mengantarkan salah
satu rekanku yang baru saja berkunjung ke rumah kami menuju ujung jalan.
Isteriku kembali diganggu makhluk halus.
Makhluk itu begitu
menyeramkan. Perawakannya tidak jauh berbeda dengan manusia umumnya.
Telinganya lancip seperti kurcaci, kepalanya polos tanpa satu helai
rambut pun. Begitu juga di seluruh tubuhnya yang hanya terbungkus
sehelai celana yang mirip celana dalam. Matanya merah menyala dengan
sorotnya yang tajam menusuk ulu hati.
Melihat pemandangan seperti
itu, spontan saja isteriku lemas. Kaki dan tangannya seperti tak
bertulang. Ia tak sanggup menggerakan badannya. Tapi matanya mampu
melihat dengan seksama wujud apa yang ada di hadapannya. Untung saja ia
tidak pingsan dan dia teringat pesanku kalau melihat hal-hal aneh yang
berbau mistis, segera istighfar dan memohon perlindungan dari Allah SWT.
Sinar
putih misterius itu kembali muncul, sama seperti sebelumnya, saat
isteriku hampir dicelakai oleh ular siluman di kamar mandi. Uniknya,
sinar putih misterius ini membentuk wujud menjadi jin muslim yang dahulu
pernah mendampingi salah satu leluhurku yang sampai sekarang masih
sering aku kirimi doa.
Jin muslim itu dikenal dengan nama Guru Sakti
yang berasal dari Baghdad. Beliau telah berusia ribuan tahun dimana aku
sendiri kurang begitu tahu berapa usia tepatnya. Yang aku tahu pasti
kalau jin tersebut ada lah peliharaan salah satu leluhurku yang kemudian
terus menjaga keluarga kami secara turun-temurun.
“Assalammu’alaikum...” sapa jin tersebut tetap dengan keramahan dan wibawanya.
“Wa’alaikum salam...” jawab isteriku masih dengan gemetaran menatap makhluk aneh itu.
Kemudian
tanpa basa-basi, Guru Sakti segera menyerang makhluk yang hendak
mencelakai isteriku itu. Cukup dengan satu hantaman, makhluk menyeramkan
itu raib dari pandangan, sama seperti ular siluman sebelumnya. Isteriku
hanya mampu memandang takjub fenomena gaib di hadapannya tanpa mampu
berkedip. Setelah itu, Guru Sakti berpamitan pada isteriku sebelum ikut
menghilang begitu saja seperti makhluk menyeramkan itu.
Tak lama
kemudian aku pun kembali dari mengantarkan rekanku itu dan tentu saja
para pembaca setia Misteri dapat menebak kejadian selanjutnya yang
menimpaku. Bukan aku melihat siluman yang menyeramkan, melainkan muka
seram itu adalah isteriku yang langsung membombardirku seperti senapan
mesin yang tak habis-habisnya.
Begitulah nasibku yang selalu saja
terlambat dan menjadi umpan kemarahan isteri. Dia memarahiku karena
menurutnya aku lebih memperhatikan temanku daripada dirinya yang hampir
saja celaka. Akhirnya dengan masih ngomel, dia kelelahan dan tertidur.
Waktu menunjukkan pukul 00.30 WIB, segera aku melaksanakan sholat hajat 2
raka’at guna meminta petunjuk dari Allah SWT apa yang sebenarnya
terjadi pada isteriku.
Adalah suatu keanehan jika 2 hari
berturut-turut isteriku hampir dicelakai dua makhluk aneh. Aku curiga
kalau makhluk-makhluk ini merupakan kiriman dari seseorang yang mungkin
tidak menyukai kami. Setelah sholat, aku pun mengamalkan doa-doa khusus
dengan harapan semoga aku diberi petunjuk oleh Yang Maha Kuasa yang
tiada lain Allah SWT.
Dikarenakan kantuk yang mendalam, aku tertidur
tanpa aku sadari. Alhamdulillah saat tertidur itu aku mendapatkan
petunjuk mengenai peristiwa yang menimpa isteriku. Didalam mimpiku, aku
ditemui kakekku yang berada di kampung. Beliau datang dengan mengenakan
jubah dan sorban putih serta didampingi oleh seseorang yang tidak begitu
jelas.
Dalam mimpi itu, kakekku berucap bahwa ada seseorang yang
sakit hati karena isteriku dahulu memilih menikah denganku dan bukan
dengan dirinya, sedangkan dia sangat mencintai isteriku. Seperti pepatah
orang tua dahulu yaitu “Batas kebencian dan cinta sangatlah tipis,
setipis kulit ari”, jadi itulah yang tejadi. Rasa cinta yang mendalam
menjadi sebuah dendam. Namun karena kekuatan doa-doa yang biasa aku
amalkan, orang yang bermaksud mencelakai aku tidak mampu mendekatiku dan
akhirnya dia marah dan menyerang isteriku.
Mendengar hal tersebut,
aku menjadi sangat geram. Menurutku lelaki itu sangat pengecut karena
tidak berani berhadapan langsung dengan aku malah melalui alam gaib.
Awalnya aku hendak membalas semua perbuatannya, namun kakekku
mengingatkan aku untuk lebih mendekatkan diri saja kepada Allah SWT,
karena mantan kekasih isteriku akan kembali mencelakai kami dengan
serangan lainnya yang lebih kuat. Sekarang dia telah bersekutu dengan
iblis yang membantunya mencelakai kami. Sebelum berpamitan, kakekku
berpesan agar aku jangan sampai meninggalkan satu sholat pun.
Aku
terbangun oleh suara adzan yang semakin jelas di telingaku dan aku
mencium aroma wewangian yang akrab sekali di penciumanku. Ini adalah
wewangian yang biasa dipakai oleh kakkeku saat hendak menjalankan sholat
Jum’at. Allahu Akbar... Aku segera menunaikan sholat Subuh.
Usai
menunaikan shalat, aku mengambil sebilah keris pusaka peninggalan
leluhurku. Aku bermaksud ingin menusuk siapa saja yang hendak kembali
mencelakai isteriku. Tekadku bulat, aku harus menyelamatkan isteri dan
jabang bayiku. Apapun yang akan mencelakai keluargaku aku tak akan
gentar menghadapinya. Namun setelah beberapa lama kutunggu, tidak ada
sa¬tu pun makhluk yang muncul mendekati.
Hari ini aku pulang dari
kantor lebih cepat dari isteriku yang sering lembur karena bos-nya yang
orang asing sungguh tidak memperdulikan apakah karyawannya hamil atau
tidak, tetap saja diharuskan kerja lembur. Terkadang aku kasihan juga
dengan isteriku. Saat aku menutup pintu, tiba-tiba dadaku berdegup
kencang sekali dan timbul rasa gelisah yang tiba-tiba menyelimuti
hatiku.
Dadaku panas seperti terbakar api. Pakaian yang aku kenakan
basah oleh keringat yang mengucur dengan derasanya. Aku segera
mengucapkan Asma Allah dan Alhamdulillah kondisi tubuhku kembali normal.
Aku membaca doa untuk membuka tabir alam gaib dan benar seperti
dugaanku karena di hadapanku ada ratusan makhluk-makhluk yang sangat
menyeramkan dan siap menyerangku.
Tanpa berpikir panjang, aku segera
merapal ilmu Si Gentar Alam, sebuah ilmu yang sangat legendaris. Ilmu
dari Bumi Sriwijaya ini diturunkan oleh pamanku beberapa tahun lalu.
.........
gagahku diturunkan Amir Hamzah, kuatku diturunkan Baginda Ali, bergetar
sekalian musuhku, bergemuruh bumi dan langitku bila ku kehendaki,
dengan seizin-Mu ya Allah ya Robbi ya Tuhanku Hak kata Allah......
Dengan
penuh kepasrahan dan keyakinan aku berserah diri kepada Allah SWT. Aku
menghentakan kakiku ke bumi sebanyak tiga kali ke tanah dan tiba-tiba
dari tubuhku keluar cahaya putih yang sangat menyilaukan menghantam satu
persatu makhluk menyeramkan itu yang hendak menyerangku.
Dikarenakan
terlalu silau, aku tak dapat melihat kejadian di sekelilingku, hanya
suara rintihan dan teriakan kesakitan serta dentuman keras. Setelah
semuanya mereda, pandanganku kembali ke alam nyata. Kemudian aku ucapkan
puji syukur atas pertolongan Allah SWT karena berkat izin-Nya lah aku
dapat mengalahkan makhluk-makhluk menyeramkan itu.
Usai semua
kejadian itu, aku terduduk di kasur sambil menghisap sebatang rokok
untuk melepaskan semua rasa lelahku. Baru beberapa hisap saja aku
menikmati asap rokok tiba-tiba datang suara yang besar menggema, namun
terdengar ramah. Suara misterius itu mengatakan bahwa Insya Allah
peristiwa yang baru saja tejadi merupakan klimaks dari teror yang selama
beberapa hari ini menghantui kami. Berkat izin Allah SWT orang yang
berniat mencelakai kami terkena imbas Ilmu Si Gentar Alam yang aku
gunakan. Suara misterius itu berpesan agar aku lebih mendekatkan diri
kepada Allah SWT serta membimbing isteriku agar menjadi orang yang
sholehah.
Aku sengaja merahasiakan kejadian hari ini kepada isteriku,
karena dia sudah cukup terkejut oleh kejadian-kejadian di hari
sebelumnya. Aku tidak ingin jabang bayiku terganggu lantaran teror-teror
misterius ini. Harapanku semoga kisah mistis yang aku alami pada
pertengahan Pebruari 2004 ini dapat diambil hikmahnya, bahwa dendam itu
bagaimana pun hanya akan mencelakan diri sendiri.
Belajar berpasrah dan tawakal kepada Allah SWT akan lebih baik dari pa¬da menyimpan dendam dan bersekutu de¬ngan iblis.