Ternyata,
berbagai sensasi aneh yang terjadi adalah akibat ulah para jin. Mereka
sepertinya memberi kekuatan yang sangat hebat, meski hal ini hanya
tipuan belaka....
Sudah sebulan lebih, kami mengerjakan proyek di SP I dekat Tongo, daerah Transmigrasi di Pulau Sumbawa. Kami membangun rumah, kantor kecil dan dapur. Di sana kami juga mengerjakan pembuatan jalan di sekitar dam. Dan itu dibangun PT. Newmont Nusa Tenggara untuk membantu mengairi sawah-sawah di beberapa desa sekitarnya.
Sepulang
dari SP I, tanpa aku sadari, aku telah terkena penyakit malaria. Bukan
hanya nyamuk saja yang menjadi momok pengisap darah, juga lalat besar
berwarna kekuningan. Tubuhku panas dingin. Permukaan kulitku terkadang
terasa terbakar, kepala pusing dan perutku mual-mual.
Ketika
aku pulang, ketemukan rumah kost kosong dan terkunci. Abangku yang
biasanya menempati rumah kost itu, libur dan pulang ke Mataram. Aku
berusaha membuka pintu rumah dengan anak kunci yang ada di dopmetku.
Herannya,
semakin lama semakin sulit pintunya terbuka. Lubang tempat memasukan
anak kunci seperti mengecil dan menjepit anak kunci. Aku berusaha
membuka teralis jendela dengan mencongkelnya. Setelah teralis
terbongkar, aku masuk dan mencoba membuka pintu dari dalam. Tetapi tetap
tidak terbuka.
Sedang
asyik berusaha membuka pintu, Abangku ternyata sudah ada di sampingku.
Baru saja dia pulang dari Mataram. Dia langsung membuka paksa pintu itu
dengan parang. Setelah pintu terbuka, di tangkai parang itu kulihat ada
sesuatu yang aneh. Ya, gagang parang berlubang sepanjang satu inci
seperti dimakan rayap. Di antara hulu parang dan gagang kayunya terjepit
lalang sepanjang satu inci. Lalang itu kukeluarkan dengan cara membelah
gagang parang dengan hati-hati.
Ternyata,
akar ilalang itu dililit dengan benang plastik berwarna biru berbentuk bulat sebesar kelereng. Lalu kubungkus plastik akar lalang itu, dan kumasukkan ke satu celanaku. Mungkin benda itu adan manfaatnya, pikirku.
akar ilalang itu dililit dengan benang plastik berwarna biru berbentuk bulat sebesar kelereng. Lalu kubungkus plastik akar lalang itu, dan kumasukkan ke satu celanaku. Mungkin benda itu adan manfaatnya, pikirku.
Sampai
di suatu siang, ketika aku hendak mencuci baju seragam kerjaku, ada
sesuatu benda yang terjatuh dari saku bajuku. Kuperhatikan dengan
seksama. Ada tiga benda kecil terikat jadi satu, yang terbuat dari
plastik. Seperti mainan anak-anak. Satu berbentuk tang kecil, satu
berbentuk pistol. Dan satu lagi berbentuk babi. Yang paling aneh adalah
yang berbentuk babi. Dia mempunyai kuping yang ujungnya berbentuk segi
empat.
Aku
heran, seingatku, aku tidak pernah mempunyai benda-benda seperti itu.
Ataukah ada anak-anak, atau mungkin orang iseng yang memasukkannya ke
satu bajuku? Aku tidak tahu apa arti semua ini.
Selesai
menjemur pakaian, ketiga mainana itu kuamati di dalam kamar yang siang
itu sangat panas. Entah darimana datangnya, ketika kulihat boneka mini
babi itu, seperti ada suara yang mengatakan benda itu adalah rantai
babi.
Karena
penasaran, aku pun mencobanya. Kugenggam dengan erat. Kuambil silet
yang baru, lalu kugoreskan di lenganku sedikit. Ternyata tanganku tidak
terluka. Tapi tetap kurasakan sedikit sakit bekas goresannya.
Sore
hari, aku pun merasakan sensasi yang aneh. Kepalaku seperti terasa
diterpa angin yang kuat dari kiri dan kanan yang datang bersamaan.
Tekanan angin itu masuk ke telinga kiri dan kanan. Membuat telingaku
hampir pecah rasanya.
Ketika
kubacakan lima ayat sekaligus, yakni: Ayat Qursyi, An-Nas, Al-Falaq,
Al-Ikhlas, dan Al-Fatihah, tiba-tiba tekanan itu berkurang dan akhirnya
hilang dengan sendirinya.
Ada
lagi yang lebih aneh. Ketika aku melipat celana dan bajuku. Celana dan
baju itu ternyata bisa memanjang dan terkadang memendek. Aku tidak tahu
apakah itu karena pengaruh penyakit malariaku, sehingga mentalku jadi
labil. Tapi aku berusaha terus melipatnya. Karena begitu terus-menerus,
akhirnya pakaian itu kubiarkan begitu saja.
Kemudian
aku duduk di depan tempat kostku. Kebetulan tetanggaku memberikan
sebatang rokok. Ketika kunyalakan sepertinya asap sulit kusedot. Di
dalam rokok itu seperti ada sebatang korek api. Rokok itu langsung
kubuang.
Tiba-tiba
aku merasa menggigil. Aku segera masuk ke kamar dan tidur pakai selimut
tebal. Ketika malariaku terasa berkurang, aku duduk di atas tempat
tidur. Sambil membaca koran-koran bekas. Pada suatu koran ibukota kubaca
judul: "Sisi Mistis Batu Permata".
Di situ tertera gambar sebutir permata bening. Bentuknya segi enam
memanjang. Anehnya, secara perlahan di dalam permata yang semula kosong,
keluar gambar bulan sabit yang melindungi bintang.
Masya
Allah, aku pun kaget setengah mati melihat perubahan itu. Korang itu
pun langsung kututup. Keringat dingin membasahi tubuhku. Entah mengapa
setelah itu aku merasakan darahku berjalan lancar. Penyakit malariaku
sepertinya sembuh. Semua keinginanku terkabul. Dari mulai punya rumah
sendiri lengkap dengan perabotannya, sepeda motor, handphone dan
keluarga yang damai.
Di
suatu hari pas senja, ketika aku sedang duduk di pinggir jalan, aku
dikerubungi nyamuk yang lumayan banyak. Karena aku memegang jimat
ilalang, aku ingin mencobanya. Dalam hati aku meminta bantuan penghuni
ilalang itu untuk mengusir nyamuk-nyamuk itu.
Aneh,
nyamuk-nyamuk itu pun segera pergi menjauh dan tidak seekorpun yang
tertinggal. Malam harinya, aku juga mengalami sensasi aneh. Waktu itu,
mungkin karena kegagalanku dalam merantau dan juga kerinduanku untuk
pulang kampung, perlahan aku merasakan sepertinya ada suara mengatakan:
"Ada sebuah bus yang sedang menunggu di pinggir jalan, dan akan
memberangkatkanmu ke Medan."
Aku
pun berjalan dari Maluk ke Benete. Selama di perjalanan yang gelap, aku
sepertinya diterangi lampu. Sinarnya berbentuk segi empat yang lebarnya
satu meter persegi.
Dalam
perjalanan ini, di saku celanaku ada bermacam benda aneh yang pernah
kutemukan, yakni boneka kecil babi, pistol dan tang. Dan juga satu
plastik berisi akar ilalang. Ketika keduanya kumasukkan di kantong
kanan, aku merasakan keanehan. Tiba-tiba tali jam tanganku terputus.
Kuperbaiki talinya, tetapi tetap juga putus.
Anehnya,
ketika kuperiksa kantong celana sebelah kanan, kantong dalamnya yang
semula hanya satu, sekarang telah terpisah menjadi dua kantong.
Perasaanku mengatakan, kedua kedua benda itu tidak mau ditempatkan pada
satu tempat.
Setelah babi,
pistol dan tang kupindahkan di kantong sebelah kiri, jam tanganku tidak
putus lagi. Kantong dalam celana sebelah kanan kembali jadi satu
kantong. Aneh sekali!
Aku
terus berjalan. Setelah beberapa langkah berjalan, aku merasakan kakiku
seperti dijerat akar hidup. Akar itu sepertinya bergerak sendiri dan
membelit kedua kakiku. Aku berusaha keras melepaskan belitannya.
Setelah
berhasil, kembali kulanjutkan perjalananku. Sementara di kejauhan
beberapa ekor anjing tidak henti-hentinya menggonggong. Selama berjalan,
aku selalu menyapa orang yang kutemui dengan Assalammu'alaikum.
Anehnya,
saat kucoba menyuruh dalam hati agar mobil yang kutemui berjalan
zig-zag, maka dengan aneh mobil itu pun berjalan zig-zag. Ketika kusuruh
mematikan dan menghidupkan lampu, itu pun juga dterjadi. Ketika mobil
lain yang lewat kusuruh meminggir, mobil itu pun minggir.
Dalam
perjalanan ini juga aku bertemu dengan tukang ojek yang berkumpul.
Mereka sedang asyik ngobrol dipinggir jalan. Ada sekitar lima orang. Aku
memandangi mereka. Seorang diantara tukang ojek itu tiba-tiba kepalanya
berubah seperti kepala babi.
Aku
sangat kaget melihat perubahan itu. Apakah tukang ojek itu menganut
pesugihan Babi Ngepet? Atau memang tingkah lakunya serakah seperti babi?
Entahlah. Aku pun terus berjalan.
Kebetulan ada tukang ojek yang pulang dan bertemu denganku. Kusapa dengan Assalammu'alaikum. Dia pun berteriak kesal "Huuuaaah...!!" Dengan keras. Wajahnya berubah menyeramkan seperti hantu. Aku merinding melihatnya.
Setelah
jauh berjalan, akhirnya sampailah aku ke sebuah bus yang sedang parkir
di pinggir jalan yang gelap. Lagi-lagi suara itu mengatakan bahwa bus
itulah yang sedang menungguku. Ketika aku mengucapkan Basmallah 3x di depan pintunya, aneh pintu bus itu terbuka sendiri.
Lalu
aku masuk ke dalamnya. Kulihat lima orang penumpang yang masing-masing
duduk terpisah. Satu bangku satu orang. Semuanya bertanduk. Ada yang
kepalanya mirip kepala kambing, lembu, rusa dan kerbau. Mereka semua
membisu. Dan tidak ada satu pun yang menoleh ke arahku. Aku langsung
merinding dan segera turun dari bus itu. Aku pun segera kembali ke rumah
kostku. Anehnya, aku langsung tertidur pulas. Mungkin karena lelah
setelah melalui perjalanan yang sangat musykil.
Keesokan
paginya, aku terbangun sekitar pukul 5.00 pagi. Aku berolahraga jalan
santai. Di jalan, aku menemukan dua lembar tiket angkutan umum menuju
Mataram. Ketika hari mulai terang, aku menukarkan kedua tiket ke loket
pembelian. Dengan uang itu, aku mengambil slide photo yang sebelum kucetak.
Namun, aku menemukan keanehan ketika kulihat di kantong kertas bagian dalam tempat foto. Disitu jelas tertulis: "Gugus Gerung 2003",
yang berisikan angka-angka togel yang akan keluar. Tapi sulitnya,
disitu banyak lagi yang harus dikerjakan seperti mengali, mengurang dan
menambah.
Aku
terus berjalan. Sekitar pukul 7.00 pagi, aku pulang ke tempat kostku.
Di tengah perjalanan pulang itu, ada seorang tukang ojek menghampiriku.
Dia menawarkan jasa untuk mengantarkanku pulang. Aku mengatakan bahwa
aku tidak punya uang. Dia bilang, "Nggak usah bayar"
Aku
segera naik ke sepeda motornya. Aku tidak tahu apakah ini pengaruh
benda-benda aneh yang kukantongi. Setelah sampai ke tujuan, entah dari
mana datangnya, aku mengatakan kepadanya; "Semoga Bapak dan keluarga
selalu sehat, dilindungi Tuhan dan lancar rejekinya."
Tukang
ojek itu senang sekali mendengar kata-kataku. "Hanya kata-kata itulah
yang kutunggu dari Bapak!" Katanya sambil memelukku.
Sorenya
aku mendapat hadiah berupa VCD berisi film Bruce Lee, Jet Lee, Steven
Seagel dari seorang tetangga. Yang anehnya, di dalamnya ada gambar orang
yang sedang duduk seperti Bob Marley dengan sepasang anak kecil. Satu
laki-laki, satu perempuan.
Suara
gaib mengatakan bahwa kelak bila anakku lahir, wajahnya mirip dengan
kedua anak itu. Dan bila gambar itu direndam air dan diminumkan kepada
wanita yang sulit melahirkan, akan mudah melahirkan.
Kejadian
gaib lain yang kualami, di dekat rumah kostku, aku melihat di siang
hari, ada dua jembatan yang berdekatan. Jembatan yang satu tidak pernah
dipakai lagi karena rusak dan terbelah dua. Dan disebelahnya sudah ada
yang baru sebagai gantinya.
Jembatan
inilah yang setiap hari dilewati kendaraan, yang terletak dekat studio
Indra Photo, Maluk, Sumbawa. Pada siang hari yang terik, aku sering
sering memancing ikan, udang, kepiting di bekas jembatan rusak itu.
Suatu
malam, aku berdiri diatas jembatan yang baru, anehnya aku tidak melihat
sama sekali jembatan yang lama. Yang kulihat hanyalah kegelapan.
Walaupun di sekitar tempat itu banyak lampu menyala, karena di pinggir
sungai itu ada sederatan rumah-rumah penduduk.
Ketika
aku pulang dan melihat ke depan rumah kost, juga kutemukan keanehan.
Tidak ada rumah penduduk. Semua kelihatan gelap. Walaupun di sekitar
situ banyak lampu yang dinyalakan.
Malam
berikutnya, aku pergi melihat jembatan lama yang dekat rumah kostku
itu. Secara perlahan, nampaklah sekumpulan makhluk halus berjalan di
antara kegelapan. Mereka bertubuh pendek, tanpa alas kaki, perut buncit
dan telinganya runcing panjang, berkulit pucat.
Mereka
tidak memakai baju, hanya cawat pengganti celana. Aku kaget melihat
kenyataan itu. Seakan tabir rahasia yang melingkupi jembatan lama dan
tanah di depan rumah kostku mulai tersingkap. Kedua tempat itu rupanya
tempat sekelompok jin.
Padahal
sebelumnya aku tidak tahu sama sekali masalah itu. Aku juga tidak tahu
apakah hal ini pengaruh jimat ilalang atau karena aku beberapa hari
tidak selera makan sehingga aku bisa melihat yang tidak bisa dilihat
orang kebanyakan.
Kata
penduduk yang tinggal disitu, jembatan yang dibangun terbelah dua
setelah beberapa minggu dibangun. Setelah terbelah tanpa ada kesalahan
tehnis, akhirnya pimpro jembatan menanyakan ke orang pintar. Orang itu
mengatakan bahwa daerah jembatan yang terbelah itu merupakan jalan raya
dan perumahan bagi kelompok jin.
Jika
mau mendirikan jembatan, agar tidak terbelah, sebaiknya dipindahkan
beberapa meter di samping jembatan itu. Saran itu pun dituruti. Sehingga
sampai sekarang jembatan yang baru, tetap bisa dipakai dan berdiri
kokoh.
Ada
warga yang mendirikan rumah makan disamping jembatan yang terbelah dua
itu. Aku juga masih sempat membantu untuk memasang tiang pancang dan
rusuk-rusuk rumah itu. Sehabis membangun rumah makan itu, Bapak yang
punya rumah makan itu membersihkan alang-alang dan rumput liar di
sekitar warungnya. Katanya untuk tempat parkir tukang ojek yang akan
jadi langganan warungnya.
Dua
hari setelah tempat itu dibersihkan, Bapak itu pun sakit. Dia tidak
bisa menggerkkan badannya. Dia hanya bisa terbaring lesu di tempat
tidur. Beberapa orang yang dimintai tolong belum juga mampu
mengobatinya. Aku kasihan melihatnya.
Entah
bagaimana, aku seperti mempunyai keinginan yang kuat untuk membantunya.
Aku melihat dengan jelas, bapak itu dipegangi enam orang makhluk halus
penghuni sungai di bawah jembatan rusak itu. Sehingga dia tidak bisa
bergerak sama sekali.
Setelah
keluarga yang menjenguknya pulang, maka tinggal isteri dan anak
gadisnya. Aku pun masuk ke kamar si bapak. Sepertinya ada kekuatan gaib
yang menuntunku. Jin-jin itu pun berlarian keluar kamar.
"Sudahlah Bapak bangun. Nggak ada apa-apa!" Kataku sambil menyentuh tangan bapak itu.
Bapak
itu pun langsung menggeliat bangun. Kusuruh isterinya egera mengambil
air putih dan memberinya minum. Beberapa hari kemudian si Bapak pun
sembuh dari penyakitnya.
Sementara
itu, setelah aku dinyatakan dokter sembuh total dari penyakit
malariaku, sekitar sebulan kemudian kejadian yang kualami kutanyakan
kepada orang tua yang mengerti hal-hal gaib. Dia mengatakan, aku
diganggu jin-jin penghuni sungai yang ada di bawah jembatan yang
terbelah dua dekat rumah kostku. Dia balas dendam dan menggangguku
ketika aku terkena malaria. Karena tindakanku telah mengganggu mereka.
Aku bersusaha mengingat-ingat hal yang telah kulakukan di sekitar
jembatan atau sungai itu.
Biasanya
pada siang hari yang terik, aku sering buang hajat di pinggir sungai
itu. Kebetulan ada lubang sebesar permukaan gelas di pinggir sungai.
Lubang-lubang itu sangat banyak. Yang dibuat kepiting-kepiting batu yang
besar dan berwarna merah kekuningan.
Tidak
ada seorangpun yang berani melakukannya. Penduduk disekitar itu bilang,
kepiting itu beracun. Terkadang aku mencari udang di sepanjang sungai
itu dengan senter di malam hari. Sering aku membunuh ular air yang
kutemui ketika mencari udang. Dan juga membunuh biawak yang berkeliaran
di sekitar sungai itu.
Hal
ini ternyata mengganggu aktivitas mereka. Yang memang dimulai malam
hari. Di antara jin yang balas dendam itu, ada juga makhluk halus yang
baik. Mereka kasihan dan tidak tega melihat aku dipermainkan dan disiksa
mereka dalam keadaan sakit malaria, menganggur dan menderita.
Mereka
datang membantuku berbentuk keempat benda ajimat itu. Seandainya aku
masuk ke bus yang menungguku, maka aku akan sampai ke rumahku yang di
Medan dalam sekejap mata. Karena kendaraan itu dapat menembus dimensti
ruang dan waktu.
Bapak
paranormal yang menolongku merasa kasihan melihat penderitaanku. Untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan dalam hidupku, diamenasehatiku agar rajin
prihatin seperti puasa, ibadah, sabar dan selalu berdoa kepada Allah
SWT.
Sampai
sekarang aku merasa bersyukur masih diberikan Tuhan keselamatan dan
kesehatan. Maha Agung Allah dengan segela ciptaanNya. Amin...!