Di
komplek pemamakan keramat Pangeran Panembahan Jogoboyo terdapat rumpun
pohon bambu sakti yang salah satunya ampuh untuk gantung jodoh....
Tragedi
memilukan ini menimpa seorang pemuda bernama Masyanto. Sejak kelas 3
SMP dia menjalin kisah cinta dengan Sry, gadis ayu penuh pesona
keanggunan.
Kisah
cinta mereka berlanjut hingga SMA, bahkan hingga ke Perguruan Tinggi.
Namun sayangnya hubungan mereka harus kandas di tengah jalan karena
perbedaan agama.
Setelah
2 tahun berpisah dengannya, Sry menikah dengan pemuda pilihannya.
Sedang Masyanto belum dapat melupakan kenangan indah yang pernah dia
rengkuh bersama Sry.
Sejak
Sry menikah dengan pemuda lain, hati Masyanto seakan telah mati. Dia
telah menutup dirinya untuk cinta. Namun, ketika jiwa Masyanto beku,
tiba ada seorang gadis yang menaruh hati padanya. Dia adalah Alin.
Meski
Alin amat mencintainya, Masyanto menganggapnya hanya sebagai teman. Tak
ada getar-getar cinta sedikitpun di hatinya. Bahkan ketika suatu senja
Alin bilang terus terang padanya, kalau dia ingin menjadi pengganti Sry,
maka dengan halus Masyanto menolaknya.
Alin
sakit hati, dan menganggap Masyanto telah mempermalukannya. Dia merasa
terhina. Alin, gadis pesisir yang manis ini terluka begitu dalam menurut
pikirannya sendiri. Di saat terpuruk inilah datang setan dengan bujuk
rayunya. Dia mulai menghembuskan hasutan dalam hati Alin.
Rupanya
hasutan itu berhasil. Alin menceritakan kepedihan hatinya pada sang Ibu
yang sangat menyayanginya. Tanpa memberi nasehat yang bijak, si ibu
malah langsung ikut-ikutan membenci Masyanto yang dianggap telah melukai
putri kesayangannya.
Hingga
di suatu kesempatan, sang ibu mengajak Alin pergi ke daerah Yogya.
Tepatnya, di sebuah makam tua yang dikenal sebagai makam Pangeran
Panembahan Jogoboyo.
Makam ini terletak di Dukuh Mbadan Dusun II Karangwuni, Wates, Kulonprogo.
Makam ini terletak di Dukuh Mbadan Dusun II Karangwuni, Wates, Kulonprogo.
Ternyata
dimakam tua ini tanaman magis yang dikenal dengan sebutan Pring
Larangan, yaitu sebuah rumpun bambu yang tumbuh di makam Penembahan
Jogoboyo. Dikenal keampuhannya untuk pagar rumah dan sering digunakan
untuk mencelakakan saingan hidup. Karena hal inilah, maka rumpun bambu
ini pernah dimusnahkan oleh jurukunci makam. Namun, tak berapa lama, di
sekitar kompleks makam justru tumbuh lagi dengan suburnya.
Kabarnya,
hanya dengan mengambil sepotong ranting bambu ini, dan disowankan ke
makam Panembahan Jogoboyo, maka bambu itu sudah bertuah untuk menjadi
senjata penghancur.
Siapa
Panembahan Jogoboyo itu? Tak jelas asal usulnya. Ada yang bilang dia
masih trah Majapahit, yang setelah masuk Islam dan dikenal sebagai Kyai
Mursid. Dia dianggap sebagai cikal bakal warga Kulonprogo, Yogyakarta.
Semasa
perjuangan melawan Belanda, bambu yang tumbuh di makam Panembahan
Jogoboyo ini banyak digunakan untuk bambu runcing. Keampuhan bambu
runcing dari sini sudah banyak kaum sepuh yang membuktikannya. Salah
satunya, konon bisa berubah menjadi seekor naga bila digunakan untuk
bertempur.
Setelah
revolusi usai, maka bambu ini kemudian sering digunakan untuk tumbal
rumah. Sayangnya, tumbal ini hanya berlaku seumur orang tersebut.
Selanjutnya bambu ini akan jadi bencana bagi keturunan si pemilik rumah
sebab akan mati satu persatu.
Dan
yang lebih parah lagi, bambu ini juga dapat digunakan untuk
menyingkirkan saingan hidup. Tampaknya Alin dan ibunya datang ke sini
untuk keperluan negatif tersebut. Dia dengan fasih mampu mengelabui juru
kunci makam dengan pura-pura bambu itu akan digunakan untuk kebaikan.
Setelah
selesai ritual dia mohon diri. Dan sesampainya di rumah, sang ibu
mengambil foto Masyanto yang hampir menghiasi seluruh dinding kamar
Alin. Satu foto itu diikat bambu Larangan dan digantungkan di wuwungan
rumah. Ibi dan anak itu kemudian berdua berdoa pada setan, agar Masyanto
tidak laku kawin dan menderita sakit-sakitan seumur hidupnya.
Masyanto
tak menduga sama sekali akan mendapat serangan halus yang pelan-pelan
akan mematikannya. Dan itu sudah dimulai sejak awal 1994. Benar, dalam
rentang waktu yang panjang itu, hampir tak ada wanita yang mendekati
Masyanto. Selalu saja ada hal yang menjauhkan dirinya dengan lawan
jenisnya.
Kalau
dia naksir, maka wanita itu pergi dengan sendirinya tanpa sebab yang
jelas. Kalau dia ogah-ogahan, wanita itu justru mengejar-ngejarnya.
Benar-benar tergantung dan tak punya kepastian. Juga hampir setiap
tahun, dia selalu didera sakit yang luar biasa yang hampir mematikannya.
Tanpa
terasa hampir 10 tahun dia menjadi korban santet gantung jodoh dan
gantung hidup. Awal tahun 2004, Masyanto mulai mendekatkan diri kepada
Sang Pencipta. Dan baru di bulan ke 3, dia mendapatkan jawaban dari
doanya yang panjang.
Tiba-tiba
dia diberi tahu seorang teman agar datang ke tempat seorang pewaskita
bathin (dia tak mau disebut Paranormal dimaksud).
Setelah
berkonsultasi dengan si paranormal, dikatakan bahwa, "Kamu selain
dikerjain orang, kamu sendiri yang menutup batinmu. Oleh karena itu
setelah aku bersihkan batinmu dari pengaruh luar dan dalam yang negatif
itu, kamu harus semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta."
Saat
ini Masyanto sedang memulihkan kembali kepercayaan dirinya yang telah
runtuh dan hancur luluh. Di usianya yang ke 35, sebagai lelaki tentunya
masih ada kesempatan untuk memulai jalan hidup baru. Semoga jalan cerah
terbentang. Dan setiap perbuatan hina dan nista seperti yang dilakukan
Alin dan ibunya, pasti akan mendapat balasan yang setimpal dariNya.