Nenek misterius itu menyebut dirinya sebegai Nini Growong. Jin kafir ini
sangat buruk rupanya. Anehnya, dialah yang membantu menyembuhkan
berbagai penyakit. Apa yang terjadi sebenarnya...?
Agus adalah
pemuda agak urakan. Karena kebiasaannya suka keluyuran dan minum-minuman
beralkohol, membuat dia kurang disukai teman sekerjanya. Namun, semua
sikap yang tidak terpuhi itu akhirnya berubah setelah dia mengalami
peristiwa yang menakjubkan dan menakutkan.
Ya, peristiwa itu memang akan membuat semua orang berdiri bulu romanya. Kepada Penulis, Agus menceritakan pengalamannya....
Kejadiannya
berlangsung di tahun 90-an silam. Tepatnya ditahun 1994. Saat itu Agus
memanfaatkan waktu cutinya untuk main ke daerah Kubangputat, Kecamatan
Tanjung., Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Di tempat itu dia mengunjungi
temannya, Sucipto, seorang yang juga mengerti tentang hal-hal gaib.
"Sebenarnya
aku kurang yakin dengan segala macam ilmu gaib, terutama ilmu untuk
bisa melihat makhluk halus," kata Agus, ketika malam itu dia dan Sucipto
berbincang-bincang mengenai hal gaib. Mendengar pendapat temannya iini
Cipto hanya tersenyum.
"Kalau memang ilmu gaib itu ada, aku ingin belajar tetapi yang benar-benar ada buktinya," tegas Agus lagi.
"Tapi syaratnya sangat berat, Gus!" Ujar Cipto.
Agus
kelihatannya tidak peduli dengan segala syarat. Walau seberat apapun,
dia bertekad akan melakukannya, yang penting dia benar-benar bisa
membuktikan keberadaan dunia gaib.
Akhirnya Cipto memberikan amalan
kepada Agus. Syarat yang harus dilakukannya disamping meninggalkan 5 M
(mabuk, maling, madon, madat dan main), juga yang terberat adalah harus
melaksanakan sholat lima waktu.
"Kalau hanya itu syaratnya, baiklah aku akan menjalankannya dengan sungguh-sungguh!" Tandas Agus.
Rupanya,
Agus bisa menarik nafas lega sebab syarat yang dikatakan berat itu
hanyalah meninggalkan 5 M dan melaksanakan Sholat 5 waktu. Sebelumnya
dia mengira adalah seperti Puasa Pati Geni atau Puasa Pendem, atau yang
sejenisnya.
Dengan tersenyum pula Cipto menerangkan bahwa
melaksanakan syarat itu adalah sangat berat karena dari 90% penduduk
Indonesia yang bisa melaksanakan itu tidak ada separuhnya, bahkan
mungkin hanya seperempatnya saja yang bisa sempurna melaksanakannya.
Maka
sejak itu, atau sepulangnya Agus dari Brebes, dia jadi rajin sholat dan
meninggalkan kebiasaannya minum-minuman. Tentu saja hal ini membuat
teman-temannya menjadi heran. Apalagi melihat Agus yang tak lagi gemar
keluyuran malam, malahan justeru jadi rajin duduk bersila di atas
sajadah.
Keinginan Agus untuk membuktikan keberadaan dunia gaib
memang sangat besar, hingga dia benar-benar tekun menjalankan amalan
yang diberikan Cipto.
Sebenarnnya, semenjak Agus sering sholat malam
sudah terjadi kejadian-kejadian aneh atas dirinya, hanya Agus saja yang
tidak menyadarinya. Padahal, di antara teman-teman Agus, banyak yang
menyaksikan keanehan ini. Kejadian aneh itu di antaranya ketika salah
seorang teman Agus penasaran kepada apa yang sedang dilakukan Agus di
dalam kamarnya, karena tidak biasanya dia malam-malam berada di dalam
kamar. Ketika teman Agus itu mengintipnya, tiba-tiba datang angin puyuh
yang entah datang dari mana datangnya, melemparkan orang sedang mengitip
ini, hingga terjengkal dan langsung lari tunggang langgang dari kamar
Agus.
Hal yang sama juga terjadi ketika Agus mandi di kantornya. Saat
temannya akan mandi karena ada Agus, maka temannya itu menunggu
giliran. Saat menunggu giliran itulah teman Agus itu melihat dari
pakaian Agus yang digantungkan tiba-tiba keluar ular. Tentu saja sang
teman sangat terkejut. Tetapi sebelum hilang rasa terkejutnya, dari
pakaian Agus lagi muncul sepotong kepala manusia hitam dan besar, sangat
mengerikan. Tentu saja temannya ini langsung menjerit dan lari.
Kejadian
ini tentu saja membuat geger di kantor tempat Agus bekerja. Sedangkan
Agus yang mendengar teriakkan itu segera keluar dari kamar mandi dan
terbengong-bengong karena ada jeritan seseorang di dekat tempatnya
berada, tetapi dia tidak menemukan atau melihat apa-apa yang menakutkan.
Sesuai
dengan petunjuk Sucipto. Agus berhasil menyelesaikan puasanya selama
tiga hari dengan amalan-amalannya yang lengkap. Semuanya dia laksanakan
dengan benar. Tinggal sekarang Agus ingin mencoba membuktikan apakah
amalannya berhasil atau tidak. Hal yang dilakukannya adalah dengan jalan
membuka mata batinnya agar bisa melihat sesuatu yang gaib, yang selama
ini memang benar-benar ingin dilihatnya.
Kebetulan saat itu di lokasi
tempat Agus bekerja sedang geger karena keangkeran di salah satu sudut
gudang perusahaan. Di tempat ini sering terjadi ada karyawan yang
tiba-tiba jatuh dan kejang-kejang tanpa sebab. Setelah berhasil
disembuhkan oleh orang pintar, orang yang mendadak kejang-kejang itu
bercerita bahwa tadi saat kepingin kencing dan tidak tertahan lagi,
sehingga dia kencing di sudut gudang itu. tetapi begitu selesai kencing
tiba-tiba seperti ada yang menyergap dari belakang dan kemudian keadaan
berubah jadi gelap.
Dari kejadian yang sering kali berlangsung itu
menggugah keinginan Agus untuk mencoba ilmunya, yaitu dengan cara
mengajak bertemu makhluk halus penunggu gudang dimaksud.
Beberapa
malam sudah dijalani Agus tetapi kelihatannya belum ada hasilnya. Ilmu
yang diamalkannya dengan tekun sepertinya tidak menghasilkan apa-apa.
Mungkin hanya lelah yang dia dapatkan. Diam-diam, dia merasa kesal juga
pada temannya, Sucipto. Namun, saat dia memprotes, Sucipto menyarankan
agar Agus terus berusaha membuktikan ilmunya.
Ternyata benar. Setelah
tujuh malam berturut-turut mengirim hadroh atau bacaan surat Al-Fatehah
kepada penunggu gedung, akhirnya timbul suatu kejadian yang sangat
aneh.
Saat itu ada salah seorang rekan sekerja Agus yang kembali
terkena gangguan makhluk halus atau lebih dikenal dengan kesurupan.
Badannya kaku seperti kayu, bahkan sukar sekali untuk digerakkan,
sehingga hanya bisa berbaring saja. Sudah dilakukan segala macam upaya
dari dokter-dokter perusahaan, bahkan orang-orang pintar sudah dimintai
tolong. Tetapi tetap tidak bisa menyembuhkan penyakit itu. Sampai
tiba-tiba si sakit mendapat mimpi bahwa yang dapat menyembuhkan
penyakitnya adalah bukan siapa-siapa tetapi Agus, temannya sendiri.
Agus
diminta untuk mengobati si sakit. Mulanya hal ini membuat Agus heran,
bahkan dia merasa seperti dipermainkan. Namun, Agus sempat berpikir, apa
ini salah satu bukti dari amalan yang selama ini dikerjakannya, agar
dirinya yakin akan apa yang selama ini diamalkannya? Setelah berpikir
demikian maka Agus pun bersedia ikut ke rumah Herman, temannya yang
dijangkiti penyakit aneh itu.
Ketika Agus sampai di depan rumah
Herman, dia sekilas melihat seorang nenek-nenek dengan bentuk aneh dan
agak samar-samar. Si nenek kemudian tersenyum kepada Agus, dan sekejap
kemudian melesat pergi.
"Eh, tadi kamu melihat nenek-nenek di depan
pintu itu, nggak?" Agus mencoba bertanya kepada temannya, mengenai apa
yang baru dilihatnya.
"Tidak, aku tidak lihat apa-apa!" Jawab sang teman dengan dahi berkerut.
Mendengar
jawaban ini, Agus berpikir bahwa apa yang dilihatnya barusan mungkin
hanya halusinasinya belaka. Dengan mengucapkan salam, dia akhirnya
menemui Herman.Saat itu, Herman masih terlentang kaku. Hanya matanya
yang bisa melirik Agus.
"Jangan khawatir, kamu pasti sembuh, Man!"
Agus mencoba memberi semangat. Hal ini dijawab Herman hanya dengan
kejapan mata dan senyum yang pahit.
Setelah memeriksa kondisi
Herman, dengan menuruti instink semata kemudian Agus menekan jempol kaki
kanan Herman, lalu membaca amalan yang selama ini diwiridzkannya. Lalu
ditiupkannya ke ubun-ubun Herman. Setelah itu Agus minta segelas air.
Seperti lagak seorang dukun yang berpengalaman, padahal Agus juga heran
sebab sepertinya dia sudah biasa melakukan pengobatan, Agus berniat
menyembuhkan herman dengan air putih ini. Namun, belum sampai Agus
memberikan doa atas segelas air putih yang dimintanya, tiba-tiba hadirin
dikejutkan oleh suara Herman yang tiba-tiba bangkit dari tempat
tidurnya.
"Eh, ada Agus. Sudah lama datang, Gus?"
Mendengar suara
itu tentu saja yang hadir di situ menjadi terpukau. Ya, bagaimana tidak!
Herman yang sebelumnya tidak bisa menggerakkan anggota badannya itu
tiba-tiba bisa bangkit dan berbicara seolah-olah tidak pernah mengalami
sakit sebelumnya.
Sejak peristiwa itu, daerah tempat tinggal Agus
gempar dengan munculnya dukun tiban, atau orang pintar baru. Banyak
orang datang ke rumah Agus dengan maksud untuk meminta tolong, mulai
dari orang-orang sekitarnya sampai mereka yang berasal dari luar kota.
Apa
yang sebenarnya terjadi pada diri Agus? Sebenarnya, saat melakukan
penyembuhan Agus mengalami kejadian aneh. Setiap dia mengobati serasa
dia melihat kembali nenek-nenek misterius yang pertama kali dilihatnya
di teras rumah Herman, yang kemudian menghilang. Celakanya, semakin
banyak Agus menolong orang, dan semakin hari pula, penampakan
nenek-nenek ini semakin jelas saja, bahkan berubah sangat mengerikan dan
menakutkan bagi Agus. Herannya, hanya Agus saja yang bisa melihat
wujudnya.
Hingga pada suatu hari Agus benar-benar dengan jelas bisa
melihat wujudnya. Makhluk misterius itu benar seorang nenek berumur
sekitar 70 tahun, dengan pakaian hanya kain melilit pada bawah pusar
hingga ke bawah selangkangan. Sedangkan bagian pusar ke atas tanpa
tertutup sehelai benang pun, hingga payudaranya yang panjangnya tidak
lumrah itu dibiarkan terbuka. Dan lebih mengerikan lsgi, nenek itu penuh
dengan belang-belang hitam hampir di seluruh tubuhnya, sehingga
bagaikan seekor harimau.
Penampakan si nenek belakangan hari juga
tidak hanya sekilas, dan tidak hanya berlangsung di Agus mengobati
pasiennya. Tetapi semakin sering. Bahkan nenek itu selalu mengikuti Agus
kemanapun dia pergi. Baik di jalan, di kantor, bahkan di kamar mandi.
Tak perduli siang atau malam. Anehnya, hanya bila Agus masuk ke kamarnya
saja nenek itu tidak ikut masuk, tetapi hanya mondar-mondir di depan
pintu.
Kejadian ini tentu saja membuat Agus ketakutan setengah mati.
Apalagi bila malam hari, saat Agus kepingin ke kamar mandi untuk
sekedar buang hajat kecil, maka jelas dia tidak berani karena nenek itu
tetap menunggunya di depan pintu kamar.
Pernah dengan nekat Agus
bertanya kepada si nenek yang misterius itu, sebenarnya siapa dia dan
apa maksudnya mengikuti dirinya terus? Jawaban si nenek membuat badan
Agus lemas seperti tak bertenaga.
Jawaban mengerikan yang didahului
dengan suara tawa si nenek itu memang membuat Agus tak hanya ketakutan,
tapi sekaligus juga terperangah heran. Si nenek mengaku bahwa dirinya
adalah makhluk penunggu gudang di pabrik tempat agus bekerja, yang tempo
hari berulang kali dipanggil olleh Agus lewat ritualnya. Si nenek
mengaku bernama Nini Growong. Dia mengikut Agus terus, karena Agus
sendiri yang memulainya, yakni dengan mengirimkan bacaan Fatehah.
Jangankan bangsa jin, para malaikat pun akan merasa senang sekali bila
kita sering mengiriminya hadiah Fatehah. Tentu saja Agus yang setiap
hari selama tujuh malam mengirimkan bacaan fatehah kepada penunggu
gudang yang ternyata bernama Nini Growong itu, merasa senang kepada Agus
hingga saking senangnya sampai selalu mendampingi Agus. Bahkan di
manapun dia berada.
Tidak hanya itu, bahkan Nini Growong memberikan
amalan kepada Agus yang mana amalan tersebut jika diamalkan akan
mendatangkan rejeki yang melimpah. Anehnya, amalan itupun bacaannya
diambil dari ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Tetapi bagaimanapun Agus
adalah masih manusia biasa yang masih mengenal rasa takut. Apalagi
kepada bangsa halus semacam Nini Growong, yang rupanya sungguh buruk
tercela. Meskipun dia selalu berbuat baik, namun Agus bertekad untuk
mengakhiri hubungannya dengan makhluk tersebut. Maka dengan tekad yang
bulat, Agus minta cuti untuk pergi ke Brebes guna kembali menemui Cipto.
Anehnya,
ketika Agus pergi ke tempat Cipto pun Nini Growong masih tetap
mengikutinya. Hanya setelah Agus sampai di perbatasan Cirebon-Brebes,
tiba-tiba Nini Growong raib. Entah mengapa? Aguspun tidak tahu.
Sesampai
di rumah Cipto, Agus langsung menceritakan pengalamannya seraya mohon
agar kejadian yang dialaminya bisa segera dihentikan. Mendengar cerita
Agus, Cipto hanya tersenyum.
"Kamu ini lucu, beberapa waktu yang lalu
kamu ingin membuktikan bahwa dunia gaib itu tidak ada. Tapi sekarang
setelah kamu sudah membuktikan malah ingin dihentikan. Apa tidak nyesel?
Karena banyak lho orang yang ingin seperti kamu tapi belum bisa
berhasil. Nah, kamu termasuk orang yang beruntung!"
Meski Cipto
mengatakan demikian, namun Agus tidak peduli. Dia tetap ingin agar
kemampuannya melihat wujud yang gaib ditutup, tetapi kalau masalah
kemampuannya menyembuhkan orang kalau bisa tetap bisa dimilikinya.
Sebelum
mengabulkan permintaan Agus, Cipto menceritakan kejadian yang
sebenarnya dari peristiwa yang dialami Agus. Menurutnya, setelah
menerima kiriman Fatehah dari Agus, Nini Growong menjadi suka kepada
Agus hingga sebagai balasannya Nini Growong selalu mendampingi Agus
untuk membantu segala kesulitan Agus, terutama saat menangani pasiennya.
Nini Growong-lah yang menjadikan Agus sebagai Dukun Tiban. Namun
sebenarnya penyakit yang diderita oleh para pasien Agus adalah Nini
Growong sendiri yang membuatnya, dan dia juga yang menyembuhkan lewat
tangan Agus. Ya, namanya juga bangsa Jin ingin membalas budi tetapi
caranya tetap merugikan manusia juga. Dengan demikian, bukan Agus yang
bisa menyembuhkan pasiennya tetapi ulah Nini Growong.
Dari peristiwa
setidaknya bisa kita gali pelajaran, bahwa jika kita sering-sering
mengirimkan hadiah Fatehah kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW, para
sahabat, para malaikat dan juga para waliullah, terutama lagi kepada
orang tua kita, maka tentunya kita akan mendapatkan kebaikan yang
berlipat ganda. Bayangkan, bangsa jin kafir saja karena dikirimi hadiah
Fatehah ingin membalasnya, mala apalagi para kekasih Allah yang tentunya
lebih tahu membalas budi dan melalui jalan yang di ridhoi Allah.
Sementara
itu, masalah amalan yang berasal dari Nini Growong itu walaupun
sepertinya berasal dari ayat-ayatn Al Qur’an, menurut Cipto tetap jangan
dilaksanakan karena bisa menyimpang dari akidah. Kita harus selalu
waspada akan tipu daya setan dan sekutunya.
Akhirnya, karena memang
secara mental Agus belum siap menerima kelebihan yang diberikan oleh
Allah, maka kemampuan Agus akan ilmu pengobatan itupun hilang. Yang
terpenting, kini Agus tidak lagi melihat sosok Nini Growong yang
menakutkan. Dan sejak saat itu pula Agus memulai kehidupan normalnya
tanpa kembali melakukan tindakan-tindakan yang tidak bermanfaat. Dan
kewajibannya akan menjalankan sholat lima waktupun tidak reda. Semoga
kisah ini bisa membuka wawasan kita bahwa alam gaib itu ada dan
janganlah kita main-main dengannya karena bisa mengakibatkan hal-hal
yang buruk bila kita kurang hati-hati. Semoga Allah selalu menyertai
langkah-langkah kita, Amien.