Setelah
meminum air putih yang disodorkan oleh seorang dukun, Anita seperti
terkena pelet. Dia menurut saja saat diajak berhubungan badan oleh sang
dukun, yang ternyata jelmaan buaya siluman. Tapi setelah itu perempuan
awet cantik ini menjadi orang yang kaya raya. Apa rahasianya...?
Suminah,
sebutlah begitu, punya kesaksian yang relatif unik, sekaligus
menegangkan. Perempuan paruh baya yang pernah bekerja sebagai pembantu
rumah tangga di rumah seorang wanita karir ini pernah merekam dalam
ingatannya sederetan peristiwa musykil yang dilakukan majikannya.
Sang
majikan, yang sebutlah dengan nama Anita, menjalan sebuah ritual sesat
demi kecantikan dan harta kekayaan yang didambakannya. Dia memang hidup
dalam gelimang harta dan kemewahan, sehingga ibaratnya dia tidur
berbantalkan uang.
Lalu,
ritual seperti apakah yang dilakukan oleh Anita? Misteri coba
merekayasa kesaksian Suminah dalam kisah berikut ini. Selamat
mengikuti...!
Sebuah
sedang putih metalik tampak berjalan lambat memasuki pintu gerbang
sebuah villa mewah di tepi jalanan komplek villa lereng Gunung Malabar.
Ketika berhenti, sebentar kemudian dari dalam mobil keluarlah seorang
wanita setengah baya dengan rambut sebahu. Dandanan perempuan ini modis
sekali, sehingga jelas menunjukkan bahwa dia wanita yang berselera
tinggi dan selalu mengikuti perkembangan dunia fashion.
Wanita
yang di wajahnya masih menyisakan guratan-guratan kecantikan itu lalu
melangkahkan kakinya menuju ke bagian serambi depan villa. Di sana telah
menunggu seorang laki-laki yang usianya tampak lebih tua darinya. Sembari menikmati sepotong roti bakar, dengan lembut pria yang tak lain adalah Pak Surya, suami dari wanita itu menyapa.
"Dari mana saja sih, Bu. Kok pagi-pagi begini baru pulang?"
Si
wanita sepertinya belum siap menerima pertanyaan ini, sehingga dia
menjawab dengan gugup,
""Eh...a...a...anu, kemarin mobilku bannya bocor. Jadinya aku nginap di rumah Jeng Wina. Oh, ya anak-anak mana, Pak?"
""Eh...a...a...anu, kemarin mobilku bannya bocor. Jadinya aku nginap di rumah Jeng Wina. Oh, ya anak-anak mana, Pak?"
Wanita bernama Anita itu, berusaha mengalihkan topik pembicaraan.
"Ada di dalam. Mereka khawatir sekali. Malahan si Vera semalam nggak bisa tidur karena mikirin kamu terus," kata Pak Surya, sang suami.
Karena
takut mendapoat berondongan pertanyaan lanjutan, Anita segera melangkah
masuk meninggalkan suaminya yang sibuk membetulkan letak kacamata
bacanya. Di dalam, Anita segera menuju ke kamar Vera, anak bungsunya.
Sebenarnya gadis kecil yang baru duduk di bangku kelas satu SMU ini tahu
kalau ibunya datang. Tapi dia pura-pura tidur hingga kemudian ibunya
datang menghampiri dan membangunkannya.
"Mama kemana saja sih? Katanya mau nemenin Vera. Kok semalam nggak pulang-pulang," keluh gadis cantik ini.
"Maafkan Mama, Sayang. Tadi malam kebetulan ada urusan bisnis yang nggak
bisa ditinggal. Setelah selesai, eh tiba-tiba ban mobil Mama kempes. Ya
terpaksa, jadinya Mama nggak bisa pulang," jelas Anita berusaha
menghibur vera yang terlihat cemberut. Alasan ini jelas hanya kebohongan
saja.
Berkumpul
di villa seperti itu memang telah menjadi kebiasaan keluarga Anita pada
tiap hari Minggu ataupun hari libur lainnya. Maklumlah, sepanjang hari
baik Pak Surya maupun Anita hampir tak ada waktu untuk saling berkumpul
dan bercanda bersama karena kesibukan masing-masing. Terlebih bagi Anita
yang menjadi salah seorang manager di perusahaan asing. Hampir seminggu
sekali dia harus terbang ke Jepang untuk mengurusi berbagai hal
menyangkut perusahaan tempatnya bekerja.
Karier
memang telah menjadi tujuan hidup dari kedua orang ini. Namun semua itu
memang sepadan dengan hasil yang didapatkannya. Hanya dalam waktu
kurang dari tiga tahun, semenjak Anita bekerja di perusahaan asing
tempatnya bekerja sekarang, harta yang dimiliki keluarga ini begitu
berlimpah. Padahal sebelumnya meski terbilang mampu, apa yang mereka
miliki jauh di bawah apa yang mereka miliki sekarang.
Pasalnya,
saat itu mereka hanya mengandalkan penghasilan dari Pak Surya yang
bekerja sebagai kontraktor bangunan kecil-kecilan. Namun semua berubah
begitu Anita berkenalan dengan seorang pengusaha asal Jepang yang
kebetulan sedang menjalin bisnis dengan temannya. Anita selanjutnya
diterima bekerja di perusahaan yang berkedudukan di Jakarta sebagai
salah seorang staf di bidang administrasi.
Dari
kedekatan personal yang sebelumnya telah terjalin membuat karier Anita
semakin meningkat hingga akhirnya dia berhasil menduduki jabatan sebagai
manager keuangan di perusahaan tersebut. Jabatan inilah yang kemudian
mengubah kehidupan keluarga Anita seratus delapan puluh derajat. Anita
selanjutnya berubah menjadi seorang perempuan yang selalu mengutamakan
penampilan. Sehingga hampir setiap saat penampilannya selalu berubah,
mulai dari gaya rambut sampai dengan pakaian yang dikenakannya. Bahkan
mobil dan perhiasan.
Hanya
saja, demi karier tersebut, dua orang anaknya jadi tak terurus dengan
baik. Karenanya untuk menebus kesalahan itu Anita membeli sebuah villa
untuk digunakan tempat kumpul bersama tiap akhir pekan. Namun hampir
tidak ada anggota keluarganya yang tahu kalau di balik niat tulusnya
membeli villa itu, Anita ternyata juga menyimpan
tujuan lain. Dia sengaja memilih lokasi villa seperti yang sekarang ini
ditempati, karena ingin semakin mendekatkan dirinya pada seseorang yang
selama ini sangat berperan dalam mengangkat derajatnya. Orang itu adalah
jelmaan siluman buaya yang menghuni sebuah telaga di lereng Gunung
Malabar.
Tanpa
diketahui oleh siapapun, Anita memang telah menjalin hubungan dengan
mahkluk iblis tersebut. Dan hubungan ini telah terjalin sejak beberapa
tahun yang lalu. Saat itu kebetulan Pak Surya terkena santet dari salah
seorang saingan bisnisnya. Karenannya, dengan berbekal informasi dari
seorang teman mengenai keberadaan seorang dukun sakti di kawasan Gunung
Malabar, Anita pergi menemuinya. Hal ini dilakukan setelah beberapa
orang dukun dan kyai yang dimintai pertolongan tidak mampu menyembuhkan suami tercinta dari serangan ilmu jahanam itu. .
Setelah
melecak berhari-hari lamanya, Anita beruntung sebab bisa menemui sang
dukun. Hanya dengan sekali proses penyembuhan, santet yang menyerang Pak
Surya berhasil dibersihkan. Celakanya, lebih dari itu sang dukun juga
menawarkan pada Anita untuk menjadikannya orang sukses sehingga bisa
membuatnya kaya raya. Tawaran ini tentu saja menarik hati Anita. Tanpa
berpikir panjang, dia berusaha untuk mengetahui apa rahasia di balik
tawaran itu.
"Siapa
yang menolak jadi orang kaya sih, Pak! Kalau memungkinkan, saya
secepatnya ingin mewujudkan impian itu," cetus Anita di hadapan sang
dukun.
Namun
ada satu syarat yang harus dipenuhi Anita sebagai balasan dari jasa
dukun tersebut. Anita diharuskan untuk datang sebulan sekali guna
melayani nafsu sang dukun.
"Kamu bisa jadi orang kaya. Bahkan kekayaan yang kamu miliki tidak akan pernah habis asalkan kamu mau melayani aku pada tiap malam bulan purnama," kata sang dukun saat itu.
Semula
Anita tidak ingin menuruti tawaran itu. Bagaimana mungkin dia sampai
hati ditiduri oleh lelaki renta yang lebih pantas sebagai kakeknya itu.
Lagi pula, menurut cerita, dukun itu hanya mandi sekali saja dalam
setahun. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan kesaktian yang
dimilikinya.
Anita
ingin terus terang menyatakan penolakannya. Namun entah mengapa,
lidahnya terasa kelu untuk mengatakan hal yang sejujurnya dia inginkan.
Anehnya, semuanya berubah setelah Anita meminum segelas air putih yang
disodorkan oleh sang dukun. Begitu air putih itu diminum, Anita
merasakan seperti ada yang mencekik lehernya hingga terasa sakit sekali.
Namun sebentar kemudian rasa sakit itu hilang dan berganti menjadi rasa
suka pada sang dukun.
"Terus
terang aku sangat menginginkanmu, karena kamu mirip sekali dengan
mendiang kekasihku yang mati karena dibunuh para pemburu. Dan sekarang
aku ingin kau yang menggantikannya," cetus sang dukun dengan senyum
menyeringai, dan bersamaan dengan itu tubuh sang dukun tiba-tiba berubah menjadi seekor buaya hitam berukuran sangat besar.
Anehnya,
Anita yang saat itu telah terpengaruh ilmu pelet dari sang dukun yang
ternyata tak lain sebagai jelmaan buaya siluman tersebut seolah tidak
takut sama sekali menghadapi binatang melata mengerikan dan menjijikan
itu. Bahkan, wanita cantik ini justru seperti menikmati saat ekor
makhluk ini membelai sekujur tubuhnya, hingga akhirnya keduanya terlibat
dalam hubungan layaknya suami isteri.
Sulit
dimengerti, kejadian seperti ini terus berlangsung tiap kali tiba
saatnya malam bulan purnama. Seperti ada jiwa lain yang mendorongnya,
Anita seolah tak kuasa menghentikan langkahnya menuju pondok di lereng
bukit, di mana sang buaya siluman berada.
Namun
demikian, seperti yang telah dijanjikan oleh sang siluman buaya, hanya
beberapa hari setelah Anita berhubungan badan dengan makhluk laknat ini,
terjadilah perubahan hidup yang sangat drastis pada keluarga Anita.
Selain suaminya sembuh dan bahkan akhirnya kebal dari serangan santet,
kekayaan yang dimilikinya pun terus bertambah. Puncaknya, Anita berhasil
menjadi seorang manajer di perusahaan asing tempatnya bekerja.
Hanya
saja, seiring dengan berjalannya waktu, terjadilah perubahan tingkah
laku pada diri Anita. Bayangkan saja, pada saat-saat tertentu secara
tanpa sadar Anita kerap berperilaku seperti seekor buaya. Misalkan saja,
dia sering kedapatan berenang-renang sendirian di tengah gelap malam
buta, dengan tubuh yang sebagian kecil memang telah berubah menyerupai
buaya. Nah, hal-hal aneh inilah yang pernah disaksikan langsung oleh
Suminah, pembantunya.
"Beberapa
kali saya melihat majikan saya berenang tengah malam di kolam renang
yang ada di samping rumah. Waktu itu, saya melihat Ibu (maksudnya Anita)
tubuhnya bersisik seperti buaya. Hih, saya ngeri melihatnya," kenang
Suminah sambil bergidik membayangkan hal tersebut.
Di
saat yang lain, tanpa sengaja Suminah yang sedang akan membersihkan
kamar mandi juga melihat keanehan. Ketika itu dia heran saat melihat
pintu kamar mandi yang setengah tertutup. Padahal biasanya pintu itu
selalu terbuka. Saat ditengok ke dalam ternyata di dalah terlihat
majikan perempuannya itu sedang buang air kecil. Hanya saja anehnya,
seperti tak lagi memiliki rasa malu dia tidak menutup pintunya dan
bahkan posisi tubuhnya saat buang air kecil itu persis seperti seekor
buaya dengan posisi merayap dan tampak seperti orang setengah mengedan.
Sejak
melihat berbagai keanehan itulah Suminah yang berusia 35 tahun ini
sedikit demi sedikit mulai tahu kalau ada yang tidak beres dengan
majikannya. Apalagi saat dirinya mendapat penjelasan dari orang pintar
di desanya, Suminah pun semakin yakin kalau sang majikan menganut
pesugihan.
"Majikanmu
memang memiliki pesugihan. Dan jenis pesugihan yang dijalaninya adalah
yang sering disebut dengan pesugihan baya. Penganut pesugihan ini selain
harus mau berhubungan badan dengan buaya jadi-jadian, beberapa
pelakunya juga akan berperilaku mirip seperti buaya dan pada saat
matinya nanti, jasadnya akan berkulit tebal seperti buaya," papar orang
pintar tersebut, seperti ditirukan Suminah.
Namun
sebagai seorang pembantu, Suminah tidak mampu berbuat apa-apa. Sehingga
meski dari hari ke hari dirinya semakin sering memergoki majikan
perempuannya berperilaku menyimpang, Suminah tidak pernah berani
menanyakannya pada sang majikan.
"Saya
memang sangat takut. Tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa. Yang saya
lakukan sekarang hanya lebih rajin solat, agar dapar perlindungan dari
Gusti Allah," harap Suminah.
Dia
juga kerap diajak ke villa majikannya, khususnya pada akhir pekan di
bulan purnama. Karena itu, Suminah yang lugu bisa mengendus apa yang
sesungguhnya terjadi.