Kami
selaku penulis ingin membuka jati diri lewat pengalaman dunia
supranatural, yaitu bercerita tentang kefadholan (keutamaan) suatu benda
yang mempunyai karomah tinggi, berupa pengulasan kekuatan baut merah
delima.
MD atau merah delima adalah batu yg sangat berharga.
Biasanya kecil warna merah(bila masih muda) atau merah kehitam2an yg
ditengahnya ada titik putih menyerupai biji delima. Keistimewaan merah
delima :
1. Kebal dari senjata apapun baik yg zohir maupun yg ghoib.
2. Pengobatan untuk semua penyakit.
3. Yg memiliki menjadi supranatural yg Handal.
4. Mampu merubah air dlm gelas menjadi merah darah(ingat yg asli berubahnya perlahan dan lebih dari 1 gelas).
Dalam
pengupasan dunia supranatural, kita tidak bisa hanya berpegang dalam
satu ilmu syar'i saja, melainkan harus memahami tentang ilmu
tauhid/ilahiyah. Sebab, bila kita hanya berpegang dalam satu
hijjah/hukum fiqih semata, maka pemahaman kita hanya sebatas syirik,
musyrik dalam menanggapi arti supranatural, yang kian berkembang.
Sesungguhnya
dalam ma’rifatul ilmi, sudah jelas diterangkan, bahwa siapapun ahli
batin yang mau terus mendekatkan dirinya pada Allah SWT, lewat
kedzuhudan, tirakat, keikhlasan dan kesabaran hati, maka sebagai
mempermudah jalannya, Allah SWT akan mengutus para malaikat, nabi dan
waliyullah, untuk memberikan suatu ilmu. Walmaritatul karomah, dengan
jalan orang itu akan selalu diberikan wujud ilmu yang berupa tahkikul
wujud. Seperti, batu merah delima, shafir, yaman dan lain sebagainya.
Cara
seperti ini pernah kualami lewat bimbingan sang guru mursyid kamil
ma’rifatillah, Habib Syekh Al-Adzomatul Khon. Saat dibimbing ilmu
wahdatul wujud, di masjid Sang Cipta Rasa Kasepuhan Cirebon.
Nah,
dari proses perjalanan yang kulami, pada suatu kontemplasi, sahabat Ali
r.a. datang dikamarku dan memberikan sebutir batu merah delima, sebagai
perjalanan menuju ilmu yang lebih tinggi.
Dua bulan kemudian,
Nabiyullah Khidir as, juga memberikan satu buah batu merah delima. Lalu
dilain waktu, Mbah Kuwu Cakra Buana, Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani dan
yang terakhir Abi Khanjeng Sunan Gunung Jati, ketiganya juga memberikan
batu merah delima yang sama.
Dari kelima batu merah delima
tersebut, bertahun-tahun aku menyimpannya. Dan hanya bila diperlukan
saya, piranti itu baru bisa digunakan sebagai alat berkomunikasi dengan
salah satu dari mereka yang memberikan.
Sebagai pembuktian dari
kekuatan khodam yang terkandung didalam batu merah delima yang kupunya,
pernah pada suatu hari, aku kedatangan tiga kyai asal Jawa Tengah. Juga
tanpa mengurangi keyakinanku untuk selalu memohon kepada Allah SWT, pada
waktu itu, entah dari mana kyai Muhtar beserta dua rekannya yang sama
berprofesi sebagai ulama khosis, yaitu kyai Aziz dari daerah Lumajang
dan kyai Hasan Bisyri dari Rembang.
Mereka ingin meminjam pusaka
BEDOR BATU KOPLAK asal pemberian dari Prabu Kian Santang, putera dari
Prabu Siliwangi, Padjajaran. Setelah mufakat, sejodoh batu koplak
tersebut dibawanya. Dan sebagai tanggung jawabnya, salah satu
kepercayaanku ikut serta dalam mendampingi mereka.
Menurut orang
kepercayaanku yang ikut bersama mereka, ternyata sejodoh batu koplak
dibawa ke sebuah rumah kosong, yang mungkin sudah dipersiapkan
sebelumnya untuk dijadikan tempat ritual mendatangkan dana gaib.
Tepatnya, diperbatasan antara Cirebon-Kuningan.
Masih seputar
cerita temanku. Bahwa malam itu, tepatnya pukul 24.30 wib. Mereka
bertiga mengadakan sebuah ritual khusus dirumah kosong tersebut. Dan
pada jam 03.00 dini hari, tiba-tiba dari atas terdengar suatu bising
seperti benda jatuh saling berurutan tiada henti-hentinya.
Ternyata,
benda yang jatuh tadi berupa uang lembaran 100.000, banyaknya tiada
bisa terhitung. Namun, baru saja salah satu dari mereka mau menutupnya
dengan do’a, tiba-tiba ketiganya terlempar dengan kerasnya dan pada
akhirnya dari kejadian itu, uang yang begitu banyaknya berserakan raib
kembali karena belum sempat dikunci.
Lantas, bagaimana nasib ketiga kyai tersebut?
Setelah
lampu rumah dinyalakan, hanya kyai mukhtar-lah yang masih sadar.
Sedangkan kyai Hasan Bisyri sendiri pingsan, dan kyai Aziz meninggal.
Lewat isyarat yang diterima oleh kyai Mukhtar, temanku disuruh
cepat-cepat menemuiku untuk menceritakan sebenarnya.
Hari itu
juga aku berangkat menuju kelokasi yang menjadi melapetaka. Singkat
cerita, lewat batu merah delima dari pemberian Kanjeng Abi Syekh Syarif
Hidayatullah yang dimasukkan dalam air mineral dan air tersebut
dicipratkan ke tubuh kyai Hasan Bisyri, beliau langsung siuman.
Tanpa
mengurangi keyakinanku untuk selalu memohon kepada Allah SWT, air batu
merah delima tadi kucipratkan pula ketubuh kyai Aziz yang sudah agak
membiru karena sudah lama pingsannya.
Apa yang terjadi?
Subhanallah. Lewat keagungan Allah SWT, kyai Aziz hidup kembali dari
kematian. Maha Besar Allah atas segala karunia yang dilimpahkan lewat
karomah batu merah delima dari pemberian Abi Kanjeng Syekh Syarif
Hidayutullah.
Cerita lain kekuatan batu merah delima pemberian
Mbah Kuwu Cakra Buana. Suatu hari, lewat perantara pak Ahmad asal daerah
Sawo Jajar, Brebes, Jawa Tengah. Batu itu ingin dibelinya oleh salah
satu pejabat negara asal Purwakarta dengan mas kawin 5 miliyar.
Namun
pada kenyataannya, Pak Ahmad menghibahkan batu itu seharga 21 miliyar
padanya. Awalnya, transaksi tersebut berjalan dengan mulus, namun saat
mau mengambil uang di Bank, tiba-tiba keempat ban mobil pecah.
Dari
kejadian itu, secara gaib ada yang membisikkan ke telingaku, bahwa
tansaksi ini tidak mulus adanya. Pada akhirnya transaksi pun dibatalkan.
Berbeda
dengan kekuatan yang ada pada batu merah delima pemberian dari Syekh
Abdul Qadir Jaelani. Batu ini mempunyai tuah untuk memuluskan suatu
pemilihan jabatan, seperti; presiden, gubernur, bupati dan lainnya.
Batu
merah delima nii juga pernah dipegang dahulunya oleh seorang Waliyullah
Kamil, Syekh Qurratul Ain, Kerawang, Jawa Barat. Namun pada tahun 1724
M. Batu itu dipasrahkan kepada Ulama kharismatik asal daerah Brebes,
Jawa Tengah, Abah Soleh.
Tapi sayang? Satu tahun kemudian, Abah
Soleh pun pulang kerahmatullah. Dari keturunan Abah Soleh, hanya pak
Jaya yang diwariskan batu merah delima itu. Dan berkat karomahnya, Pak
Jaya akhirnya menjabat sebagai Bupati Brebes yang pertama.