Senin, 05 Desember 2011

BERTEMU TUJUH MACAN SILUMAN


TAHU bisnis barang antik bisa menghasilkan duit berjibun, Agus Gembol (sebut saja begitu), lalu getol memburu barang antik di beberapa tempat keramat. Sesuai jadwal yang telah disusun, sampailah saatnya Warga Godean, Sleman ini menyambangi kuburan Dawung, pesareyan Ki Buyut Sambernyawa. Makam ‘menyimpan’ pusaka berbentuk cundrik. Agus Gembol bertekat mantap untuk bisa ‘mengambil’ pusaka itu. Juga didorong pada cita-citanya untuk tidak terus-terusan menjadi ‘panji klanthung’. Apalagi sudah beberapa bulan dia mempelajari soal-soal supranatural.
Malam Jumat Pon pukul sembilan, dia sudah rapi bersila di depan nisan Ki Buyut Sambernyawa. Karena letaknya memang jauh dari rumah penduduk, suasana malam itu amat sunyi, sesekali di kejauhan terdengar gonggongan anjing sehingga menambah suasana jadi lebih tintrim.
Lepas tengah malam, Agus Gembol duduk bersila lagi di depan nisan Ki Buyut Sambernyawa. “Eyang, saya datang untuk memohon cundrik pusaka kepunyaan Eyang. Mohon dikabulkan,” desisnya pelan. Tiba-tiba muncul sesosok kakek tinggi besar memakai surjan lurik hijau dengan iket wulung. “Ngger, kalau kamu benar-benar menginginkan pusakaku, apakah kamu berani bertarung melawan peliharaanku,” tanya kakek. “Berani Eyang. Karena memang sudah jadi niat saya,” jawab Agus. “Tetapi jangan salahkan Eyang kalau ada sesuatu menimpamu. Ini ujian bagimu,” kata Ki Buyut sambil menepukkan tangan tiga kali.
Begitu tepukan rampung... Jleg ! Di depan Agus muncul seekor macan kumbang sebesar kerbau. Sambil mengaum kakinya menggaruk-garuk, lalu menggapai seperti akan menerkam. Matanya bersinar hijau, mulutnya menganga membuat nyalinya ciut.
Macan itu lalu mendekai Agus. Setelah mengempos semangat, Agus pulih keberaniannya. Tapi, lhadalaah ! Di sebelah kiri muncul seekor macan yang sama. Lalu di kanan. Kemudian di belakang. Total ada tujuh macan ! Semua berwajah garang. Ada yang menyeringai, ada yang menggeram keras, ada yang siap menerkam. Membayangkan badannya dicabik-cabik macam, Agus pingsan! Dalam setengah sadar, terdengar suara Ki Buyut Sambernyawa lamat-lamat : “Nggeeeer, kowe durung titi wancine nyekel pusakaku. Sira age-age bali wae,” Karena dianggap belum kuat menerima pusaka, Agus disuruh pulang.http://jojopradipta.blogspot.com/
Esok harinya, Agus Gembol ditemukan tergeletak di depan cungkup makam Ki Buyut Sambernyawa dengan luka arang kranjang seperti dicabik-cabik binatang buas. Kondisinya amat mengenaskan. Barangkali, Ki Buyut Sambernyawa masih berbaik hati, badannya tidak belum sampai dipotheng-potheng macan-macan siluman itu.
Loading