Sabtu, 03 Desember 2011

AJIAN SURYOBENGGOLO KEBAL BACOKAN

Aksi begundal atau sekumpulanan penjahat bisa terjadi di mana saja. Tergantung kesempatan dan dimana dia suka. Terutama ketika terdesak urusan makan dan kebutuhan sehari-hari, mereka bisa nekad dan menyakiti korbannya. Cukup membahayakan bukan? Bagaimana mengatasinya?
Kejahatan yang belakangan sering terjadi di tengah masyarakat adalah perampokan. Pelaku kategori ini paling ditakuti karena dalam aksinya mereka selalu menggunakan senjata tajam, bahkan senjata api. Tidak segan-segan jika korban yang dijadikan sasaran tidak mau menyerahkan harta yang diminta, pastilah senjata yang bicara.
Sangat mengerikan bukan? Tapi, sejauh ini kemampuan pelaku perampokan sebenarnya pas-pasan saja. Mereka sebatas nekad saja. Jarang ada yang melengkapi diri dengan ilmu kedigdayaan. Kemampuan yang dipunyai sebatas mengandalkan senjata dan kebengisan. Sebab itu, sebenarnya tidak terlalu sulit mematahkan aksi kekerasan mereka.
Cukup gunakan jurus ajian kekebalan Suryobenggolo. Para ahli supranatural memetakan kekuatan ajian ini sulit ditandingi oleh pelaku kejahatan. Meskipun penjahat memiliki melengkapi diri dengan ilmu kesaktian, bakal mudah dipatahkan oleh ajian kekebalan ini. Pasalnya, sangat mudah ajian ini memudarkan kekuatan yang bersifat negatif (kekuatan jahat).
Selama bertahun-tahun ajian Suryobenggolo diciptakan sebagai pegangan khususnya orang yang suka melakukan perjalan jauh. Ampuh digunakan sewaktu-waktu menghadapi para begudal ketika menghadang di tengah jalan. Orang yang punya musuh bengis dari dulu juga dianjurkan untuk membekali diri dengan mengamalkan laku ajian ini.
Namun, satu hal yang tidak bisa dilanggar, yakni para laku ajian ini tidak bisa memanfaatkan keampuannya untuk tujuan tidak benar. Tulah yang bakal dihadapi orang yang menyalahgunakan sangat berat. Bisa-bisa dirinya akan celaka sendiri. Salah satu misalnya, tidak boleh digunakan untuk menantang orang, atau menumbuhkan bibit permusuhan.
Adapun cara mendapatkan ajian ini para laku lebih dulu menjalani prosesi ritual pengukuhan ajian. Cukup merapalkan mantera yang sudah diciptakan para pertapa jaman lampau. Diteruskan dengan laku puasa dan pantangan-pantangan yang tidak boleh dilanggar. Dilanggar berarti ajian akan hancur binasa. Mantera ajian kekebalan Suryobenggolo berikut ini;
“Ingsun kawulaning Allah, kang matek soko suryobenggolo. Bukiyad angambah jagad walikan, langgeng tan kenaning owah huyahu, huyahu, huyahu sallahu alaihi wassalam. Dzating suci ing sahudaya, ratuning sadatullah Ingsun lanang sejati kang tan pasah sakehing tumumpang. Ampang ngalumpruk kadi tibaning kapuk, yahu jabardas. Bar tan tedhas ing keris slumen lan sakehing gegaman kabeh”
Prosesi laku secara keseluruhan melalui beberapa tahapan yang harus dipatuhi. Mulai dari larangan terhadap rasa makanan, laku puasa hingga waktu melaksanakan ritual tertentu. Soal larang rasa adalah para laku ajian tidak diperbolehkan memakan garam dan makan-makan yang rasa asin selama 40 hari. Larangan ini sangat penting karena berhungan langsung dengan rasa dan patirasa.
Dilanjutkan melakukan puasa mutih selama 3 hari 3 malam. Selama menjalani puasa ini agar ajian cepat merasuk dan meraga dalam diri, para laku sebaiknya melengkapi dengan menjaga sikap dan perilaku yang mengundang emosi. Tetap merendah dan mendekatkan diri pada Sang Pencipta Alam. Tahapan selanjutnya melakukan puasa patigeni selama 1 hari 1 malam.
Laku patigeni harus memperhatikan waktu yang tepat. Waktu yang memiliki kekeramat tinggi. Cocok dengan laku ajian yang mengandalkan kekuatan gaib dan energi dalam diri. Yakni, dimulai pada hari Kamis Wage dengan diawali mandi sekujur badan (mandi besar, red). Barulah kemudian mantera yang tersebut di atas dibaca pada saat menghadapi musuh (marabahaya), atau pada saat berperang
Loading