Minggu, 04 Desember 2011

PINGSAN LIHAT HANTU TAK BERKEPALA

Kisah ini terjadi Ramadhan lalu. Saat itu Arya yang tengah libur sekolah, mengunjungi rumah neneknya, di sebuah desa terpencil pedalaman Dairi. Seperti desa-desa lainnya, jarak antara rumah yang satu dengan lainnya berjauhan, pembatasnya pohon-pohon besar berdaun rindang.

Bagi orang yang biasa hidup dengan gemerlapnya lampu-lampu kota, dan hiruk pikuk suara kendaraan yang lalu lalang, keadaan di desa itu sangat kontras. Dan itu membuat Arya berpikir dua kali untuk keluar rumah di malam hari, terlebih di rumah neneknya belum ada penerangan listrik, masih menggunakan lampu teplok.

Hari-hari diisi Arya dengan menikmati kesejukan alam desa. Malamnya, ia habiskan dengan bercerita dengan sang nenek hingga tertidur. Rutinitas itu dilakoninya sampai lebaran tiba.

Memasuki Lebaran ketujuh, Arya terbangun dari tidurnya. Perutnya terasa lapar. Tak ingin tidur dengan kondisi perut yang “bermasalah”, meski masih pukul 3 pagi, dengan didampingi lampu teplok, Arya beranjak ke dapur untuk mencari makanan.

Awalnya, Arya cukup santai melahap makanan di piringnya. Namun tiba-tiba perasaan tidak enak. Ia mendengar suara seperti ada orang yang mengunyah tulang. Karena ingin mendengar lebih jelas, Arya menghentikan aktivitas mengunyah. Dan secara bersamaan, suara kunyahan gaib yang didengarnya pun ikut hilang.

Kemudian, Arya melanjutkan makannya, dan suara gaib yang didengarnya samar-samar, kian jelas saja. Namun Arya coba untuk tidak mempedulikan suara itu. Ia terus saja melahap makanannya sampai habis. Selesai makan, dan karena tak lama lagi waktu Subuh akan tiba, Arya pun tidak kembali ke peraduan, ia hanya duduk menunggu Subuh di ruang tamu.
http://jojopradipta.blogspot.com/
Akhirnya waktu Subuh pun tiba. Arya yang telah bersiap-siap untuk melaksanakan sholat fardu itu, beranjak ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Namun ketika berada di dalam kamar mandi, Arya mendengar suara gemerisik dari balik jendela, seperti ada orang yang ngobrol.

Karena merasa terusik dengan suara itu, Arya pun berencana mengusir orang yang berbincang itu. Arya membuka jendela. Sambil berteriak ia berucap, “Hei…bising!”

Tapi, seketika itu pula ia terhenyak. Jantungnya mendadak berdegup kencang melihat sosok yang berdiri tepat di hadapannya. Arya tak mampu lagi berkata-kata. Di hadapannya berdiri tegak mahluk tak berkepala.

Melihat mahluk gaib itu, Arya pun tak kuasa menahan diri. Seketika itu juga matanya berkunang-kunang dan akhirnya ambruk menyentuh tanah. Ketika ia siuman, Arya sudah berpindah tempat, tak lagi di kamar mandi, melainkan di kamar tidurnya, didampingi oleh sang nenek.

Kondisinya ketika itu lemah. Suhu tubuhnya tinggi. Arya sudah mencoba untuk mengangkat kepala, namun terasa begitu berat. Arya begitu shock melihat mahluk halus mengerikan itu. Karena itu pula, Arya harus terbaring selama seminggu. Dan setelah pulih, ia pun kembali ke Medan, dengan membawa kisah mengerikan.
Loading